"Jika dilihat dari pola historisnya angka inflasi Ramadhan ini masih lebih rendah dibanding pola historisnya yakni yang mencapai 1%," ujar Perry di Gedung BI, Jakarta, Jumat (17/5/2019).
Perry menjelaskan inflasi tersebut didorong oleh kenaikan harga pada cabai merah, bawang putih, daging ayam hingga telur. Sementara itu untuk angkutan udara diperkirakan 1,04% pada minggu ketiga, lebih rendah dibandingkan angkutan udara pada April 2019 yang tercatat 2,27%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: BPS: Inflasi April 0,44% |
"Jadi kalau dilihat inflasi dari tarif angkutan udara itu sudah menurun. Tapi perlu ditegaskan bahwa inflasi angkutan udara itu sumbangannya terhadap indeks harga konsumen (IHK) itu kecil. Inflasi sampai minggu ketiga kan 1,04% sumbangan ke inflasi itu hanya 0,01% secara month to month," jelas dia.
Perry menambahkan ada sejumlah barang yang mengalami penurunan harga yakni bawang merah, beras dan tomat sayur.
Pemerintah di tingkat pusat dan daerah serta Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi kebijakan guna terus membawa inflasi dalam tren menurun dalam kisaran 3Β±1% pada 2020 dan 2021 sehingga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang kuat, berkesinambungan, seimbang, dan inklusif.
Tiga langkah strategis yang disepakati untuk menjaga inflasi 2019 tetap berada dalam kisaran sasarannya adalah menjaga inflasi dalam kisaran sasaran, terutama ditopang pengendalian inflasi volatile food maksimal di kisaran 4-5%. Strategi ini dilakukan melalui empat kebijakan utama (4K) terkait Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif.
Kemudian sesuai dengan Peta Jalan Pengendalian Inflasi Nasional 2019-2021, kebijakan ditempuh dengan memberikan prioritas kepada Ketersediaan Pasokan dan Kelancaran Distribusi, yang didukung oleh ekosistem yang lebih kondusif serta ketersediaan data yang akurat. (kil/hns)