Pengamat Soroti Perbedaan Data Produksi Beras RI

Pengamat Soroti Perbedaan Data Produksi Beras RI

Puti Aini Yasmin - detikFinance
Senin, 20 Mei 2019 19:21 WIB
Foto: Tim Infoografis: Fuad Hasyim
Jakarta - Beras menjadi salah satu komoditas paling penting dalam kebutuhan sehari-hari. Hanya saja, pengamat pertanian menilai produksi beras di dalam negeri masih ada masalah seperti, perbedaan data

Pengamat Pertanian dari IPB, Dwi Andreas menjelaskan perbedaan data yang dimaksud berasal dari Kementerian Pertanian (Kementan) dan Badan Pusat Statistik (BPS).

Ia mencontohkan, data di tahun 2018, Kementerian Pertanian mengeluarkan data produksi gabah kering giling mencapai 83,3 juta ton. Sedangkan, Badan Pusat Statisik (BPS) mengeluarkan data produksi sebesar 56,5 juta ton.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Hal ini pun disoroti sebagai masalah produksi karena ada perbedaan data Kementan dengan BPS hingga 47% lebih tinggi.

"Tahun 2018 BPS melakukan kajian bernama KSA dan disupport Kemenko, dan 2018 data BPS produksi kita 56,5 juta ton gabah kering giling. Kalau Kementerian Pertanian produksi 83,3 juta ton. Ini ada perbedaan 47% lebih tinggi dari Kementan," ungkap dia dalam diskusi publik oleh Almisbat di Hotel Alia, Cikini, Jakarta, Senin (20/5/2019).

Perbedaan data tersebut pun berimbas pada kegiatan impor yang meningkat. Ia mencatat di tahun 2015 hingga 2018 impor beras rata-rata sebesar 1,1 juta ton. Padahal, impor beras di tahun 2005 hingga 2014 rata-rata hanya mencapai 0,9 juta ton.

"Jadi impor beras rata2 2005-2014 rata-rata 0,9 juta ton. Tetapi 2015-2018 jadi 1,177 juta ton. Jadi ini ada masalah di produksi beras kita," terangnya.


Sementara itu, Asisten Deputi Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Edi Sensudi menjelaskan saat ini pihaknya hanya berpegang pada satu data, yakni BPS. Jika pun ada perbedaan, maka hal itu akan dikoreksi mengikuti data satu pintu.

"Perbendaan data ini sudah berkali-kali kita koordinasi. Tapi sekarang kita pakai dari BPS, kita pakai satu data dari BPS. kalau ada perbedaan data kita koreksi," tutup dia. (dna/dna)

Hide Ads