Selain itu, Allah SWT pun telah memberikan cara bagi seorang muslim untuk berbelanja. Allah SWT berfirman (yang artinya): "Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian." (QS. Al-Furqon :67).
Dari dua ayat yang telah dikutip tersebut, terlihat bahwa Allah SWT telah memberikan petunjuk bagi seorang Muslim memberlanjakan hartanya. Setidaknya, ada dua hal yang bisa diambil dari ayat tersebut untuk cara mengelola keuangan. Pertama, tidak boros. Kedua, belanja secukupnya saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, apakah penting bagi seorang muslim untuk mencapai tujuan keuangan di masa depan?
Apakah Al-Qur'an memberikan petunjuk bagi seorang muslim tentang apa saja hal yang harus dipersiapkan oleh dirinya untuk dicapai di masa depan?.
Mengenai hal ini, Allah berfirman dalam Surat Al Hasyr (59) ayat 18, (yang artinya): "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan."
Banyak pendapat menyatakan bahwa "hari esok" yang ada di dalam ayat ini adalah tentang kehidupan setelah kematian yaitu akhirat. Artinya, seorang muslim perlu "memperhatikan"
dalam arti memiliki bekal yang cukup untuk menghadapi masa akhirat.
Tentunya, waktu yang paling tepat untuk mengumpulkan bekal berupa amalan-amalan bai demi menghadapi masa akhirat adalah ketika seorang manusia masih hidup di alam dunia, bukan?
Amalan-amalan baik yang dapat dikerjakan oleh seorang muslim di dunia banyak macamnya dan dapat dikumpulkan dari berbagai macam aktifitas. Diantaranya Shalat, Zakat, Sedekah, Wakaf dan juga Ibadah Haji.
Dari berbagai macam amalan-amalan tersebut ada yang hanya memerlukan tenaga dan ada juga yang memerlukan biaya. Ambil satu contoh, untuk beribadah haji bagi Muslim yang tinggal di Indonesia misalnya, diperlukan sejumlah biaya yang tidak sedikit dan perlu dipersiapkan.
Untuk melakukan Ibadah Haji seseorang memerlukan biaya lebih dari Rp35juta-an.
Tidak semua orang mampu membayar biaya sebesar ini, sehingga tidak aneh bila banyak orang yang memerlukan waktu belasan bahkan puluhan tahun untuk dapat mencapai sejumlah dana yang bisa mereka gunakan untuk beribadah haji.
Oleh karenanya, bagi seorang muslim yang ingin melaksanakan Ibadah Haji, perlu perencanaan keuangan agar memiliki kemampuan untuk melaksanakan ibadah Haji dan juga amalan-amalan lainnya yang bisa menjadi bekal bagi dirinya di masa setelah kematiannya.
Perencanaan keuangan sendiri bisa dipelajari dengan mengikuti workshop yang dilaksanakan oleh tim IARFC Indonesia atau tim AAM & Associates.
Untuk ilmu yang lebih lengkap lagi, anda bisa belajar tentang perencanaan keuangan komplit, bahkan bisa jadi konsultannya dengan sertifikat Internasional bisa ikutan workshop Basic Financial Planning selain itu ada workshop Intermediate Financial Planning dan Advance Financial Planning. Info lainnya bisa dilihat di www.IARFCIndonesia.com (jangan lupa tanyakan DISKON paket).
Hanya di bulan Ramadhan saja (1x setahun) juga akan dibuka workshop Perencanaan Keuangan Syariah, info bisa dibuka disini http://bit.ly/RIFA19 . Anda bisa diskusi tanya jawab dengan cara bergabung di akun telegram group kami "Seputar Keuangan" atau klik di sini . (dna/dna)