Dalam Blak-blakan detikcom, Buwas mengaku tak sengaja terjun ke dunia bisnis kopi. Hal itu lantaran ia tak sengaja berjanji untuk membeli kopi milik mantan petani ganja di Aceh.
Sebelumnya memang, kata Buwas, saat memimpin BNN ia memberikan edukasi kepada para petani agar mulai menanam kopi dibandingkan ganja. Hanya saja, di akhir masa jabatannya para petani merasa khawatir program ini tak berjalan sehingga produksinya terbengkalai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Membeli beberapa kuintal biji kopi membuatnya berpikir untuk belajar mengolah kopi dengan baik. Akhirnya, ia berkesempatan untuk bertemu seorang barista asal Italia yang mau mengajarkan cara memetik hingga menyeduh kopi dengan baik dan benar.
"Saya belajar dengan orang Italia di lomba barista dia itu juri, dan olah kopi ada aturan dan belajar sama dia, dan ini biji kopi benar," ungkap dia.
Hanya saja, Buwas mengaku masih penasaran terkait kualitas dari kopi miliknya, hingga akhirnya dengan iseng menitipkan kopi buatannya untuk ikut di ajang internasional.
Tak disangka, kopi miliknya menyabet juara kedua di ajang tersebut. Produknya pun menjadi primadona hingga banyak yang meminta untuk dibeli.
Namun, saat itu ia belum memproduksi kopi tersebut secara massal. Sehingga ia hanya memberikan kopi secara sukarela kepada orang yang menginginkannya.
"Saya bingung dan titipkan di pertandingan kopi untuk dilombakan untuk main-main kalau saya juara, mimpi pun tidak karena internasional. Ternyata produk saya juara 2 dunia, banyak yang minta dari luar negeri minta untuk beli produk kopi saya, tetapi kan ini belum produksi massal jadi kasih sukarela 5 kg," jelasnya.
Adapun, kopi-kopi ini juga diberi nama yang unik, yakni dari bahan-bahan narkotika seperti Ganja yang berasal dari kata Gayo dan Temanggung.
"Ini ada namanya-namanya, ganja itu Gayo-Temanggung, ada nanti morfin, heroin," pungkas dia. (zlf/zlf)