Darmin menceritakan, mulai Mei 2019 Pertamina sudah memproduksi avtur dan solar sendiri dari minyak mentah yang diproduksi dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).
"Saya waktu itu bilang, sebagai implikasinya, impor solar kita akan turun. Pada banyak yang takut kan ternyata. Mereka menyangka tidak boleh impor lagi," kata Darmin di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (22/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Darmin, neraca perdagangan Indonesia akan tetap mencatat impor minyak mentah karena Pertamina memiliki produksi di luar negeri. Jika hasil produksi itu dibawa ke Indonesia maka tercatat sebagai impor.
Pencatatan impor dari produksi minyak Pertamina di luar negeri pun sempat menjadi bahasan dalam rakor kelanjutan neraca migas di Kemenko Perekonomian. Pasalnya, Pertamina merupakan BUMN.
"Kita sudah periksa, ternyata benar secara internasional, memang begitu, itu bukan soal punya siapa punya siapa, orang lain juga ada yang invest di sini, dikirim ke negaranya tetap tercatat impor di negaranya," tegas Darmin.