Vice President Research Artha Sekuritas Frederik Rasali mengatakan aksi yang berlangsung dua hari kemarin tidak membuat modal asing keluar dalam jumlah yang banyak. Hanya saja mereka menahan aliran modalnya masuk ke Indonesia tidak seperti biasanya.
"Menahan masuk mungkin iya, kalau berbondong keluar itu tidak. Masih wait and see," kata Frederik kepada detikFinance, Kamis (23/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terjadinya aksi 21-22 Mei yang akhirnya ricuh tidak berdampak langsung bagi para investor. Diyakini, kericuhan tersebut hanya sementara.
"Sepertinya tidak berdampak langsung karena sifatnya memang hanya sementara," katanya.
Fokus investor pada ekonomi Indonesia saat ini ada pada data neraca perdagangan yang masih defisit dan dampak dari perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China. Pada April kemarin, neraca perdagangan tercatat mengalami defisit sebesar US$ 2,50 miliar dan merupakan yang terparah sejak Indonesia merdeka.
"Saat ini bila bicara Indonesia, fokusnya berada pada data neraca perdagangan yang masih terus negatif dan juga dampak dari perang dagang," ujarnya.
Aksi 22 Mei: Jutaan Rupiah Raib, Motor dan Pospol Dibakar:
(ara/zlf)