Hal itu disampaikan dalam Peluncuran Global Dekade dan Rencana Aksi Pertanian Keluarga PBB 2019-2028 di Kantor Pusat FAO, Roma, Italia, Rabu (29/5) siang waktu setempat.
Bersama dengan Menteri Pertanian dan Kehutanan Angola, Menteri Pertanian dan Peternakan Costa Rica, dan Menteri Pertanian, Perikanan dan Pedesaan Sao Tome dan Principe, Syukur yang mewakili Menteri Pertanian Republik Indonesia menjadi panelis pada sesi Ministerial Segment mengatakan Program KRPL yang dilaksanakan sejak tahun 2010 telah memberikan berbagai dampak positif bagi keluarga petani di seluruh wilayah Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan Program #BEKERJA, lanjut Syukur telah memberikan pilihan mata pencaharian yang lebih baik dan memastikan pencapaian inklusif sosial ekonomi, ketahanan, dan kesejahteraan petani keluarga.
"Program ini diluncurkan pada tahun 2018, selama dua tahun, program ini telah memberikan manfaat lebih dari setengah juta rumah tangga miskin di Indonesia" beber Syukur.
Tidak hanya fokus membangun ketahanan pangan, lewat program pemanfaatan lahan perkarangan dan pengentasan kemiskinan, Pemerintah Indonesia ungkap Syukur, juga tengah konsentrasi membangun generasi milenial sebagai sumber daya pertanian yang kompetitif dan berdaya saing. Kementan telah mengembangkan berbagai program untuk menciptakan agripreneur muda yang sukses, salah satunya dengan sarana pendidikan pertanian baik formal maupun informal.
"Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan), kelompok Pengembangan Wirausaha Muda Pertanian (PWMP), dan proyek YESS yang merupakan kerja sama dengan IFAD, merupakan program untuk generasi muda untuk ikut membangun pertanian Indonesia. Dalam penerapan strateginya, digital agriculture juga dipromosikan untuk menarik generasi milenial ke sektor pertanian" terang Syukur.
Kebijakan dan program pertanian Indonesia yang mendukung pertanian keluarga dalam memperkuat basis ketahanan pangan masyarakat tersebut mendapat apresiasi positif dari ratusan perwakilan negara anggota FAO (Food and Agriculture Organization), IFAD (International Fund for Agricultural Development), Asosiasi Petani dan Lembaga Internasional.
Direktur Jenderal FAO, Jose Graziano da Silva, menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Indonesia, sebagai salah satu dari 24 negara anggota Internasional Steering Committee yang secara aktif mendukung pelaksanaan Dekade Pertanian Keluarga ini.
Keseriusan Indonesia dengan menginisiasi pertemuan Regional Conference untuk wilayah Asia Tenggara, bulan April lalu di Jakarta, juga dipandang sebagai wujud konkret komitmen Pemerintah dalam mendukung pelaksanaan Dekade ini. (prf/ega)