Kata S&P soal Jokowi Menang Pilpres Naikkan Peringkat Utang RI

Kata S&P soal Jokowi Menang Pilpres Naikkan Peringkat Utang RI

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Sabtu, 01 Jun 2019 09:30 WIB
Ilustrasi/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Lembaga pemeringkat global, Standard and Poor's (S&P) telah mengumumkan naiknya sovereign credit rating Indonesia dari BBB-/Outlook Stabil menjadi BBB/Outlook Stabil. Salah satu alasannya adalah pengumuman hasil penghitungan komisi pemilihan umum (KPU) yang menyatakan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin sebagai pemenang Pilpres.

"Hasil resmi menunjukkan bahwa pemilu Indonesia baru-baru ini telah memberikan Presiden Widodo mandat baru, meskipun penantang Prabowo Subianto terus membantah hasilnya," demikian bunyi kutipan rilis S&P yang dilansir Jumat (31/5/2019).

S&P juga memperhatikan proses pengaduan pihak Prabowo-Sandi ke Mahkamah Konstitusi (MK). Selain itu munculnya kerusuhan atas hasil pengumuman KPU juga tak luput menjadi pertimbangan S&P.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun lembaga pemerintah itu berharap gesekan yang terjadi tidak berdampak panjang. Perekonomian RI juga diharapkan tak terpengaruh dari panasnya tensi politik.


"Sementara pemerintah Widodo menerapkan langkah-langkah kebijakan menjelang pemilihan untuk mendukung daya beli dan konsumsi, kami percaya ini bersifat sementara, dan terus berharap momentum reformasi akan meningkat begitu pemerintah baru ada," kata S&P.

S&P juga menilai Indonesia menunjukan peningkatan selama 5 tahun terakhir dalam berbagai bidang. Dengan kemenangan Jokowi, dipercaya upaya untuk meningkatkan capaian itu akan berlanjut.

Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution ikut menyambut baik hasil pemeringkat tersebut. Menurutnya S&P menyambut baik hasil Pilpres yang telah diumumkan KPU.

"Bukan saya loh ini yang ngomong, tapi S&P," ujarnya dalam konferensi pers di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (31/5).


Selain itu, lanjut Darmin, S&P menaikkan peringkat utang Indonesia berdasarkan prospek pertumbuhan ekonomi dan kebijakan fiskal yang kuat. S&P juga menganggap situasi utang pemerintah RI relatif membaik

"Utang pemerintah relatif rendah. Tapi kalau di Indonesia orang malah bilang sebaliknya terus. Kemudian ekonomi Indonesia tumbuhnya lebih cepat dibanding negara lain yang punya pendapatan serupa," tambah Darmin.

Terakhir, menurutnya S&P melihat defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit (CAD) yang memiliki prospek menuju perbaikan. Meskipun diakui Darmin CAD masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah Indonesia. (kil/hns)

Hide Ads