Pernyataan keras yang mengundang perhatian adalah dari Prabowo Subianto. Capres 02 itu menyebut Menkeu sebagai menteri pencetak utang.
Sri Mulyani pun balik menjawab kritik Prabowo lewat puisi panjang yang dimuat di akun Instagram @smindrawati. Kritik terkini datang dari mantan Menko Kemaritiman Rizal Ramli yang menyebut Menkeu ratu utang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zulkifli Hasan Sindir Nominal Cicilan Utang
Zulkifli Hasan/Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikcom
|
Hal tersebut dikatakan Zulkifli Hasan pada Sidang Tahunan MPR di Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (16/8/2018).
"Masalah pengelolaan utang, mencegah krisis secara dini ini harus diselesaikan. agar ketahanan ekonomi kuat," kata Zulkifli.
Baca juga: Sri Mulyani: Saya Selalu Dituduh Ratu Utang |
Dia mengatakan, negara harus menjaga stabilitas ekonomi dan menjaga krisis sejak dini. Karena, kata Zulkifli, ini penting untuk menjaga ketahanan nasional.
Zulkifli juga menyoroti besaran utang pemerintah yang diketahui jumlahnya mencapai Rp 4.200 triliun. Dia mengatakan, kemampuan mencicil utang yang dilakukan pemerintah sudah di luar batas kewajaran.
"Rp 400 triliun di 2018 itu setara 7 kali dana desa, 6 kali anggaran kesehatan. Itu sudah di luar batas kewajaran dan batas negara untuk membayar," kata Zulkifli.
Prabowo: Menteri Pencetak Utang
Foto: Lamhot Aritonang
|
Bahkan, Prabowo menegaskan jangan lagi ada penyebutan Menteri Keuangan (Menkeu), melainkan diganti jadi Menteri Pencetak Utang.
"Kalau menurut saya, jangan disebut lagilah ada Menteri Keuangan, mungkin Menteri Pencetak Utang. Bangga untuk utang, yang suruh bayar orang lain," ujar Prabowo pada saat itu.
Bukan itu saja, pria yang pernah maju di Pilpres 2014 lalu itu juga menyebut kondisi saat ini sudah stadium lanjut.
"Saudara-saudara saya menerima dukunganmu, sebagai kehormatan tapi jangan mengira saya ini orang sakti yang bisa dengan tongkat saya simsalabim selesai, tidak bisa. Ini kalau ibarat penyakit saya katakan stadium sudah cukup lanjut sudah lumayan parah. Utang menumpuk terus," tambah Prabowo.
Fuad Bawazier: Penggunaan Utang Tidak Jelas
Foto: Istimewa
|
"Utang ini tidak jelas ini untuk apa. Berapa bayar bunga, untuk subsidi berapa untuk macam-macam tidak terperinci," kata Fuad dalam diskusi Rabu Biru 'Kemelut Hutang di Negeri Gemah Ripah Loh Jinawi' di media center pasangan Prabowo-Sandi, Jakarta, Rabu (30/1/2019).
Dengan begitu, peningkatan nilai utang tidak berpengaruh kepada peningkatan perekonomian nasional. Menurut dia, bila pemakaian uang dari hasil utang tepat sasaran, maka akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi nasional.
"Utang memang bertambah dengan cepat tapi pertumbuhan ekonomi tidak meningkat hanya 5% saja karena penggunaan utang tidak efektif," ujar dia.
Tim ahli ekonomi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi ini memandang, pengelolaan uang dari hasil utang pemerintahan saat ini berbeda jauh dengan pemerintahan sebelumnya. Pada pemerintahan sebelum Jokowi, kata dia, uang dari hasil utang dikelola secara terperinci. Sehingga, peningkatan utang tak naik sebesar saat ini.
Fuad meyakini, reformasi APBN perlu dilakukan agar bisa mengatasi defisit neraca perdagangan.
Rizal Ramli: Ratu Utang
Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikcom
|
Dia bilang, Menteri Keuangan adalah Ratu Utang. Hal tersebut dikarenakan jumlahnya yang setiap bulan bahkan tahun ke tahun terus bertambah.
Kritikan tersebut disampaikan lewat cuitan Twitter-nya.
"Utang Pemerintah Setahun Naik Rp 347T. Nyaris Rp1 Trillun per hari ! Kok prestasi tertinggi ngutang? Wong Menkeu "Ratu Utang" dipuja2 kreditor karena berikan bunga tertinggi di ASEAN," cuit akun @RamliRizal, Jakarta, Jumat (17/5/2019).