kSeperti Parto, lelaki paruh baya ini tak hentinya berteriak menawarkan dagangannya.
"Sepuluh ribu, sepuluh ribu, satu topi sepuluh ribu," teriak Parto di tengah massa aksi dekat gedung MK, Jumat (14/6/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Insyaallah bisa 50-an topi ya, ini kayaknya baru 20-an. Saya kan beli banyak, jadi modalnya murah, kalau nggak abis bisa jual lagi," kata Parto.
AdapunParto mengaku membeli topinya lusinan.Satulusinnya dia beli dengan harga Rp 60 ribu. Dengan menjual satu topi Rp 10 ribu, dia bisa meraup keuntungan Rp 5000/topi.
"Saya beli lusinan selusin Rp 60 ribu, topinya kan basic nggak mahal jadinya. Apalagi saya beli banyak," kata Parto.
"Satu topi saya untung Rp 5 ribu kalau jual Rp 10 ribu," tambahnya.
Parto mengaku memang jajakan topi tidak semudah minuman, makanan atau rokok. Tapi hal itu tidak menyurutkan semangatnya.
"Ya emang nggak semudah jualan makanan, minuman, rokok, tapi ya semangat aja saya mah dan teman-teman jualan, rejeki udah diatur," kata Parto.
Parto mengatakan bahwa massa aksi butuh topi untuk lindungi diri dari panas ataupun kalau hujan turun.
"Ya mereka kan kalau kepanasan apa kehujanan nyari topi buat tutupin kepalanya, apa nggak kalau silau kan," kata Parto.
Parto juga sempat berdagang saat aksi 21 dan 22 Mei 2019 di Bawaslu. Dia mengatakan memang massa aksi hari ini sedikit dibanding yang lalu.
"Memang sedikit hari ini massanya, saya kemarin jualan juga pas Bawaslu. Itu ratusan nyampai deh kejual topi saya," sebut Parto.