Hary Tanoe Rogoh Kocek Pribadi Beli Rumah Mewah Trump Rp 193 M

Hary Tanoe Rogoh Kocek Pribadi Beli Rumah Mewah Trump Rp 193 M

Danang Sugianto - detikFinance
Rabu, 19 Jun 2019 07:38 WIB
1.

Hary Tanoe Rogoh Kocek Pribadi Beli Rumah Mewah Trump Rp 193 M

Hary Tanoe Rogoh Kocek Pribadi Beli Rumah Mewah Trump Rp 193 M
Reno Hastukrisnapati Widarto
Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menjual mansion atau rumah mewahnya di Beverly Hills, California, Los Angeles. Menariknya yang membeli rumah itu adalah Pemilik MNC Group Hary Tanoesoebjo.

Rumah bergaya Tudor itu dibeli dengan harga US$ 13,5 juta atau setara Rp 193 miliar (kurs Rp 14.300). Hary Tanoe pun mengakui kabar tersebut.

Ketua Umum Partai Perindo itu membantah membeli properti itu sebagai aksi korporasi. Hary beli rumah mewah itu dengan merogoh kocek pribadinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut rangkuman berita-berita Hary Tanoe beli rumah mewah Trump di detikFinance.
Hary Tanoe pun membenarkan kabar tersebut. Dia mengakui bahwa telah membeli rumah mewah yang berlokasi di Beverly Hills, California, AS.

"Benar," ujarnya singkat melalui pesan singkat kepada detikFinance, Selasa (18/6/2019).

Untuk informasi selanjutnya, Hary Tanoe menyerahkannya kepada Executive Assitant-nya Veranika Gunawan. Veranika juga membenarkan hal itu.

Menurut Washington Post, Trump menjual rumah besar di Beverly Hills seluas 5.400 kaki persegi. Rumah itu dibanderol senilai US$ 13,5 juta atau setara Rp 193 miliar (kurs Rp 14.300). Harga itu hampir dua kali lipat dari harga saat dibeli Trump pada 2007 lalu.

Menurut kabar, rumah itu akan dibeli oleh entitas perusahaan yang terkait dengan miliarder Indonesia yang juga mitra bisnis Trump, Hary Tanoe. Sebuah akta yang terdaftar di L.A. County pada 31 Mei menunjukkan bahwa putra sulung Trump, Donald Trump Jr., menandatangani properti itu ke Hillcrest Asia Ltd., sebuah perusahaan yang terdaftar di Kepulauan Virgin Britania Raya.

Alamat pembeli yang tercantum dalam akta tersebut adalah kondominium Beverly Hills yang dimiliki oleh perusahaan milik Hary Tanoesoedibjo. Dia adalah mitra bisnis Trump di dua proyek di Indonesia yakni resor di pulau Bali dan lapangan golf dan kawasan wisata dan taman hiburan sekelas Disneyland di Lido, Bogor, Jawa Barat. Pihak Hary Tanoe memperkirakan nilai proyeknya mencapai lebih dari US$ 500 juta.

Hary Tanoe menegaskan membeli mansion tersebut dari dompet pribadinya. Hal itu dikonfirmasi oleh Executive Assitant-nya Veranika Gunawan.

Dia mengatakan bahwa pembelian rumah mewah itu dilakukan secara pribadi. Itu artinya uang pembelian rumah tersebut berasal dari dompet pribadi Hary Tanoe.

"Benar pribadi. Sumber dana pribadi," kata Veranika kepada detikFinance, Selasa (18/6/2019).

Namun dia mengaku tidak tahu tujuan dari Hary Tanoe membeli rumah mewah Trump. Apakah untuk ditempati atau hanya sekadar investasi

"Saya kurang tahu ya kalau itu," tuturnya.

Sekadar informasi, Trump membeli properti itu senilai US$ 7 juta pada 2007. Menurut L.A. County, properti itu pada tahun lalu nilainya mencapai US$ 8,3 juta.

Konstitusi AS sebenarnya melarang presiden menerima hadiah atau pembayaran dari para pemimpin asing. Trump melawan dua tuntutan hukum federal yang mengklaim bahwa dia melanggar larangan itu dengan menerima bisnis dari pejabat asing di perusahaan hotel-hotelnya.

Harga jual rumahnya di Beverly Hills senilai US$ 13,5 juta itu kemungkinan akan memperburuk permasalahan etikanya. Properti itu dijual di luar pasar, yang berarti tidak terdaftar untuk dijual di depan umum, dan ahli real estat Beverly Hills mengatakan mereka terkejut dengan tingginya harga itu.

Nilai rumah rata-rata di Beverly Hills telah naik 52% dari US$ 2,3 juta pada awal 2007 menjadi US$ 3,5 juta tahun ini. Sementara Trump menjual rumahnya 93% lebih tinggi dari yang dia keluarkan saat membelinya di 2007.

Ini sebenarnya bukan yang pertama hubungan antara Hary Tanoe dengan Trump. Keduanya sudah menjalin hubungan bisnis sejak beberapa tahun yang lalu.

Pada September 2015 diumumkan bahwa MNC Group bekerjasama dengan Trump Hotel Collection untuk mengembangkan kawasan kawasan Lido, Bogor, Jawa Barat. Di tempat tersebut dibangun taman hiburan sekelas Disneyland dan Universal Studio.

Nah, Trump Hotel Collection digandeng untuk mengelola perhotelan dan resor di kawasan tersebut.

"Kami menyambut gembira kesepakatan ini, sekaligus menunjukkan komitmen kami untuk terus memberikan layanan terbaik di kawasan penting di seluruh dunia," kata Donald Trump Jr, dalam siaran pers, Jumat (11/9/2015).

Trump mengatakan, proyek di Lido, Bogor, Jawa Barat itu akan spektakuler, karena akan menghadirkan lapangan golf Trump yang pertama di Asia dan terintegrasi dengan fasilitas hiburan, rekreasi, kesehatan, hotel dan tempat tinggal.

"Keterlibatan Trump Collection sejak awal, akan memastikan resor ini dibangun dengan standar terbaik yang selama ini menjadi ciri khas Trump Hotel Collection," ujar Trump.

"MNC Group akan mereposisi dan menjadikan Lido Lakes menjadi kawasan Kebanggaan Indonesia," kata CEO MNC Group, Hary Tanoesoedibjo.

Hary menambahkan, area seluas 3.000 hektar (ha) itu akan menjadi resor yang terintegrasi, dengan kemudahan akses tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi), yang saat ini sedang dalam tahap pembangunan.

Selain resor dan lapangan golf, di dalam kawasan seluas 3.000 ha itu akan juga dibangun Theme Park, alias taman bermain pertama di Indonesia berstandar internasional, yang pengerjaannya akan melibatkan perusahaan dari Los Angeles, Amerika Serikat.

Kerjasama Trump dan MNC Group di Lido, Jawa Barat ini merupakan kerjasama kedua setelah sebelumnya Trump dan MNC Group sepakat membangun resor terpadu berkelas dunia di Tanah Lot, Bali.

Pada 2012 lalu, Hary Tanoe sudah memberi bocoran akan menggarap taman bermain kelas dunia di Lido.

Hubungan mesra antara keduanya juga terlihat saat Trump dilantik sebagai Presiden AS. Hary Tanoe saat itu diundang dalam acara pelantikan di Capitol Hill, Washington DC.

Saat diwawancarai BBC, Hary menegaskan bahwa hubungannya dengan Trump hanya sebatas hubungan bisnis. Tidak ada hubungan politik, semuanya normal.

"Itu hubungan bisnis yang normal. Saya memiliki dua proyek besar, satu di Bogor dan satu di Bali. Ada hotel dan golf. Kemudian kami juga membangun country club, juga villa," ujarnya

"Awalnya saat kami mencari mitra, kami pikir syarat pertama adalah mereka berpengalaman dari hotel ke golf. Tidak banyak yang seperti itu, dan Trump adalah salah satunya. Saya kemudian memutuskan memilih Trump karena cocok. Mereka membuat keputusan dengan sangat cepat, nyaris tidak ada birokrasi di perusahaan itu," tambahnya.

Hide Ads