Anak perusahaan PT Jakarta Pripertindo ini menganggap opsi tersebut sesuai harapannya untuk terus memperluas jangkauan layanan.
Hanya saja, untuk merealisasikan hal tersebut disebut-sebut membutuhkan ongkoa yang sangat mahal. Pemerintah dinilai seharusnya lebih mengoptimalkan transportasi publik yang sudah eksis, seperti kereta bandara dan bus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
LRT Jakarta Siap
Foto: Agung Pambudhy
|
Anak perusahaan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) ini menilai hal itu akan memperluas jaringan LRT Jakarta sendiri yang saat ini baru beroperasi dari Rawamangun hingga Kelapa Gading atau sepanjang 5,8 kilometer (km).
"Karena sesuai dengan harapan kami, semakin luas jangkauan jalur LRT berarti semakin banyak rakyat Jakarta bisa menikmati layanan LRT," kata Direktur Proyek LRT Jakarta Iwan Takwin saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Sabtu (22/6/2019).
Iwan mengatakan pihaknya pun siap untuk merealisasikan kereta lintas rel terpadu alias LRT ini beroperasi hingga Bandara Soekarno.
"Tentunya kami sangat mendukung. Kalau memang ditugaskan, kami harus siap," ungkap dia.
Biayanya Mahal
Foto: Herdi Alif Al Hikam
|
Meski akan menelan biaya pembangunan yang besar, namun ide orang nomor satu di Indonesia ini perlu diapresiasi.
"Kalau idenya bagus. Tapi kalau bisa dilaksanakan atau tidak coba study dulu, berapa cost-nya apakah menutupi," kata Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Sabtu (22/6/2019).
Agus menilai, kehadiran banyak moda transportasi yang melayani hingga bandara merupakan keharusan, atau sama seperti pada bandara negara-negara lain.
Sementara itu, Pengamat transportasi dari Institut Studi Transportasi (Intrans) Darmaningtyas menilai bahwa pemerintah harus menyelesaikan masalah sepinya penumpang pesawat.
Bahkan, dirinya mengatakan yang harus dilakukan pemerintah guna memberikan layanan transportasi menuju bandara kepada masyarakat dengan mengoptimalkan moda yang sudah ada, seperti kereta bandara dan transportasi bus.
Apakah bakal Ramai?
Foto: Agung Pambudhy
|
Direktur Proyek LRT Jakarta Iwan Takwin mengatakan, pihaknya akan melakukan kajian mengenai jalur mana saja yang memiliki potensi penumpang ramai.
"Sebelum kita bangun kita tentunya dilakukan studi kelayakan, terutama jalur yang memiliki demand tinggi, serta potensi-potensi TOD yang ada," kata Iwan saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Sabtu (22/6/2019).
Kajian terkait dengan jumlah penumpang yang tinggi juga harus dilakukan karena hingga saat ini penumpang kereta bandara masih terbilang sepi. Kajian yang dilakukan tidak hanya soal penumpang, melainkan juga rencana pengembangan kawasan (transit oriented development/TOD).
Halaman 2 dari 4