Rencananya AirAsia akan memindahkan rute penerbangan ke Bandara Kertajati mulai 30 Juni 2019. Lantas, apa kata pihak AirAsia tentang Bandara Kertajati, termasuk akses menuju lokasi?
"Kami melihat dari sisi Bandara Kertajati sudah siap. Mulai penerbangan, terminal sudah siap, runway sudah siap. Memang yang dipertanyakan adalah jarak terdekat dari kota besar di wilayah sana, yang paling dekat adalah Bandung," tutur Direktur Utama AirAsia Indonesia Dendy Kurniawan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Hotel GranDhika Iskandarsyah, Jakarta, Senin (24/6/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dendy menuturkan, jalan tol yang dapat memudahkan untuk akses ke Bandara Kertajati belum selesai, sehingga untuk menjangkau bandara tersebut dari Bandung dapat memakan waktu 2,5 jam. Menurutnya, durasi tersebut sama saja dengan durasi menuju bandara di Jakarta.
"Tol yang hubungkan Bandung-Kertajati, tol Cisumdawu belum selesai. Jadi kalau menggunakan jalan biasa 2 jam 30 menit, itu kalau tidak macet. Tentunya ini akan jadi PR (pekerjaan rumah) bagi orang yang ingin pergi dari atau ke Bandung. Ini penumpang punya opsi lain, kalau 2,5 jam kenapa tidak lewat Jakarta saja? Ini masukan real yang kami dapat dari penumpang," jelas Dendy.
Meski ke Jakarta melalui tol Cikampek seringkali macet, Dendy mengatakan apabila tol Japek (Jakarta-Cikampek) Elevated 2 dikebut maka akses Jakarta akan lebih mudah. Hal ini dikhawatirkan dapat membuat masyarakat Bandung memilih ke bandara di Jakarta daripada Bandara Kertajati.
"Sekarang kalau ke Jakarta lewat Cikampek memang masih macet karena tol elevated belum selesai. Tapi kalau selesai dan akan cepat selesai tentunya ini akan jadi alternatif," ujar Dendy.
Oleh karena itu, pihaknya mengharapkan tol Cisumdawu yang menghubungkan Bandung-Kertajati dapat cepat selesai.
"Makanya kami selalu sampaikan kepada pemerintah mudah-mudahan jalan tol Bandung-Kertajati bisa segera selesai," pungkasnya.
7 Rute Baru
Dend menambahkan AirAsia akan menambah 7 rute penerbangan domestik. 5 rute baru tersebut akan dioperasikan pada 1 Agustus 2019. Sedangkan, 2 rute baru lainnya masih dalam proses administrasi.
"Kita launching Jakarta-Lombok, kemudian Bali-Labuan Bajo, Lombok-Jogja, Bali-Lombok, dan Surabaya-Kertajati. Nah ini menjawab pertanyaan bahwa pernyataan Pak Luhut kita apresiasi. AirAsia akan dibantu untuk diberikan kemudahan dalam mendapatkan izin untuk terbang di rute domestik, tentu bukan hanya di rute gemuk tapi di rute kurang gemuk. Nah ini kami buktikan dengan terbang ke Bandara Kertajati, Surabaya-Kertajati. Kalau yang gemuk seperti Jakarta-Lombok," jelas.
Pada tahun 2018, AirAsia Indonesia hanya memiliki 34 penerbangan yang terdiri dari 24 penerbangan internasional dan 10 domestik. Di tahun ini, akan ada 43 penerbangan yang terdiri dari 26 penerbangan internasional dan 17 penerbangan domestik.
"Tahun 2018 total rute 34, domestik 10. Di 2019 kami akan fokus kembangkan ke dometik sehingga penerbangan domestik nambah signifikan menjadi 17," tutur Dendy.
AirAsia juga akan menambahkan 2 rute internasional yakni Lombok - Perth, dan Lombok - Kuala Lumpur. Untuk mengatasi penambahan rute tersebut, AirAsia menambah 5 unit pesawat Airbus A-320. Sehingga, tahun ini rencananya AirAsia Indonesia akan memiliki 29. Unit pesawat baru tersebut sudah terealisasi 1 pesawat pada akhir Mei 2019.
Baca juga: Akankah AirAsia 'Rujuk' dengan Traveloka Cs? |
Kini AirAsia Indonesia memiliki 25 unit pesawat Airbus A-320. Sebelumnya, AirAsia Indonesia hanya memiliki 24 unit pesawat Airbus A-320.
"Memang dengan rencana ekspansi, kami tahun ini akan menambah 5 pesawat tipe A-320. Kita memang mengoperasikan satu tipe pesawat A-320 dengan kapasitas 180 penumpang. Di akhir tahun 2018 kami tutup di 24 pesawat, kami rencana menambah lima pesawat di tahun ini. Diharapkan di akhir 2019 kami sudah mengoperasikan 29 pesawat. Dari lima tersebut, satu sudah masuk," terang Dendy. (hns/hns)