Cerita Para Pencari Rezeki di Aksi Kawal Sidang MK Kemarin

Cerita Para Pencari Rezeki di Aksi Kawal Sidang MK Kemarin

Vadhia Lidyana - detikFinance
Jumat, 28 Jun 2019 08:37 WIB
Cerita Para Pencari Rezeki di Aksi Kawal Sidang MK Kemarin
Foto: Pedagang di Sidang MK/Vahdia Lidyana, detikFinance
Jakarta - Ribuan massa yang mengawal sidang Mahkamah Konstitusi (MK) menjadi sasaran empuk para pedagang di sekitaran Jalan Medan Merdeka Barat. Mereka adalah berdagang mulai dari makanan dan minuman, hingga tisu, masker, bahkan ada juga yang menjual obat gurah mata.

Hasil penjualan para pedagang di aksi masa Kamis, (27/6/2019) pun lumayan besar. Bahkan omzetnya meningkat 100%.

Simak berita lengkapnya di sini.

Alif, seorang pedagang donat yang baru satu jam berjualan, dagangannya sudah habis diborong pendemo. Ia baru mulai berjualan pukul 8.30 WIB. Ketika ditemui detikFinance pada pukul 9.30 WIB, Kamis (27/5/2019), ia baru menjual 10 buah donatnya yang ia jual seharga Rp 4.000 dari total 130 donat yang ia jajakan hari ini.

"Hari ini saya bawa 130 donat. Sampai jam segini baru laku 10. Saya baru dapat Rp 40.000," kata Alif.

Tak lama datang kelompok massa yang ingin membeli seluruh dagangannya. Saat itu juga donat dagangannya ludes.

"Alhamdulillah, saya nggak perlu sampai sore. Habis ini mau langsung pulang saya," ujar Alif.

Meski sisa 120 donatnya hanya ia jual seharga Rp 300.000, namun ia cukup senang. Menurutnya, ini bagian dari sedekahnya juga untuk pendemo.

"Nggak apa-apa saya jual mepet modal. Buat sedekah saya juga untuk para pendemo. Ini saya langsung disuruh bagikan ke para pendemo dari yang beli tadi," imbuh dia.

Rohman (27), salah satu pedagang yang menjual mie dan kopi dapat meraup keuntungan hingga dua kali lipat. Biasanya, ia hanya memperoleh omzet paling besar Rp 600.000 per hari. Namun, 3,5 jam berjualan, ia sudah memperoleh omzet Rp 650.000 kemarin.

"Saya jam 6 pagi sudah di sini. Sampai sekarang udah dapat Rp 650.000. Biasanya mah normalnya jualan paling besar Rp 600.000. Kalau ada demo bisa Rp 1.500.000. Kalau banyak Brimob bisa sampai Rp 2.000.000," tutur Rohman ketika ditemu detikFinance di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis, (27/6/2019).

Rizky (34), seorang pedagang masker juga mengatakan hal yang sama. Di tengah keramaian massa ini, ia memproyeksikan omzetnya meningkat hingga 100%.

"Sekarang mah baru dapat Rp 20.000. Tapi saya sampai sore atau malam. Saya bawa sekarang ada 200 lusin masker. Bisa dapat Rp 1.000.000 lebih kalau lagi demo ini. Tapi kalau hari biasa dan kalau jualan di pasar paling saya dapat paling besar Rp 500.000," ujar Rizky.

Bahkan, ketika ada aksi massa seperti ini ada yang menjual produk yang berbeda dengan dagangan biasanya. Amir (45), seorang pedagang tisu contohnya.

"Sekarang saya bawa tisu saja seperti biasa. Tapi waktu 22 Mei kemarin saya sampai jualan odol. Laku banget itu. Dari tisu saja saya cuma dapat Rp 70.000 kalau saya ambil satu kardus. Tapi kemarin saya jual odol bisa sampai Rp 500.000an," ungkap Amir.

Siti Khadijah (34), seorang ibu rumah tangga asal Tangerang menjual obat gurah mata di tengah aksi massa kemarin. Bahkan, ia juga melayani praktik gurah matanya secara langsung kepada pembeli.

Siti mulai menjajakan dagangannya pada pukul 11.00 WIB. Ia membawa sekitar 50 botol obat mata untuk hari ini yang ia jual seharga Rp 50.000 per botol. Hingga pukul 13.45 WIB, ia sudah memperoleh omzet sekitar Rp 600.000. Di keramaian seperti ini, biasanya ia bisa memperoleh omzet Rp 1.500.000-2.000.000.

"Saya bawa 50 botol lebih hari ini. Sekarang sudah dapat sekitar Rp 600.000an. Satunya saya jual Rp 50.000. Bisa dapat Rp 2.000.000, Rp 1.500.000. Kalau hari biasa di Masjid Istiqlal kalau nggak begitu ramai dapatnya ya Rp 600.000-700.000," terang Siti.

Ia pun mengatakan, alasannya berjualan obat gurah mata di saat pedagang lain menjual makanan ataupun minuman karena lebih mudah dibawa. Pasalnya, rumahnya cukup jauh yakni di Tangerang dan ia berangkat ke Jakarta dengan mengendarai motor.

"Karena rumah saya jauh di Tangerang, sedangkan saya naik motor ke sini. Kalau jualan makanan atau minuman mah saya bawanya ribet, kebanyakan. Kalau ini kan gampang masukin tas," tandasnya.




Simak Video "Video: CT Bicara Kunci Beradaptasi di Tengah Ketidakpastian Global"
[Gambas:Video 20detik]
Hide Ads