Benarkah LinkAja didesain demikian? Pengelola LinkAja, PT Fintek Karya Nusantara menjelaskan saat ini memang perkembangan uang elektronik belum merata di Indonesia. Misalnya hanya masyarakat di perkotaan yang menggunakan layanan ini.
"Ini didominasi oleh masyarakat yang tinggal di kota besar dan mereka juga punya akun bank. Padahal salah satu fungsi utama uang elektronik adalah untuk membantu mencapai inklusi keuangan di Indonesia, sehingga memang masih menjadi tugas untuk semua pemain uang elektronik termasuk LinkAja untuk menyentuh masyarakat yang belum memiliki akses perbankan," ujar Direktur Utama Fintek Karya Nusantara Danu Wicaksana saat berbincang dengan detikFinance di Jakarta Kamis (27/6/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan tantangan terbesar untuk industri uang elektronik adalah tingginya persentase penggunaan uang tunai dalam bertransaksi, yakni mencapai 76% dari total transaksi yang ada di Indonesia.
"Meskipun demikian, kini kami melihat semakin banyak masyarakat yang memahami dan menggunakan uang elektronik dalam kehidupan sehari-hari," kata dia.
Pemain uang elektronik lain, seperti GoPay, OVO dan pemain lainnya dianggap oleh LinkAja sebagai partner untuk saling bahu membahu mewujudkan masyarakat non-tunai.
"Ke depan kami tentunya mengharapkan LinkAja bisa menjadi penyedia layanan uang dan dompet elektronik terbesar di Indonesia," imbuh dia.
Hingga saat ini per akhir Juni 2019 pengguna terdaftar LinkAja sudah mencapai 25 juta orang. Memang dalam proses pengembangannya, LinkAja menemui beberapa kendala. Misalnya saat awal LinkAja dirilis, aplikasi baru ini mendapatkan antusiasme masyarakat yang sangat tinggi sehingga menyebabkan sulitnya mengakses pada aplikasi.
"Waktu dirilis di awal tahun, antusiasmenya tinggi dan di sistem tercatat beberapa pengguna mengalami kendala layanan yang bersifat anomali dalam penggunaan LinkAja. Hal tersebut segera diatasi pada kesempatan pertama melalui penyesuaian yang efektif dan terukut guna memastikan layanan dapat kembali digunakan secara luas tanpa kendala," jelas dia.
(kil/hns)