O-Bahn, 'Perkawinan' Bus dan LRT Tak bakal Cocok di Jakarta

O-Bahn, 'Perkawinan' Bus dan LRT Tak bakal Cocok di Jakarta

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Senin, 01 Jul 2019 17:50 WIB
Foto: Eduardo H Simorangkir - detikFinance
Jakarta - Moda transportasi O-Bahn yang menggabungkan bus dan LRT dirasa tak cocok diterapkan di Jakarta. Oleh karena itu, moda transportasi yang disebut-sebut bakal menjadi solusi baru pemecah macet di perkotaan ini kemungkinan tak bakal digunakan di ibu kota.

"O-Bahn ini kita baru diskusi dengan menteri dan para pakar transportasi, memang cocoknya nggak di Jakarta. Di luar-luar yang mungkin mempunyai ketinggian tidak terlalu tinggi, kayak Bandung, Semarang itu nggak cocok," kata Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Senin (1/7/2019).

Jakarta sendiri akan tetap mengandalkan transportasi berbasis rel seperti MRT dan LRT sebagai tulang punggung. Sementara rapid bus seperti TransJakarta dan commuter line menjadi penyangganya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Penggunaan O-Bahn menurutnya cocok di daerah yang topografinya datar seperti Medan, Makassar dan Yogyakarta. Namun dia mengaku penggunaan O-Bahn masih dalam wacana yang akan dikaji lebih lanjut.

"Kita masih kajian. Tadi diskusi lagi, ini nampaknya lebih ke BRT. Tapi karena suatu saat dia ada di jalan umum, suatu saat di jalan elevated, kalau nggak menggunakan ban, dia menggunakan rel. Dan pengemudi hanya mengatur kecepatan saja," ujar Budi.

Budi bilang pihaknya akan melakukan studi banding ke Australia yang juga telah menerapkan O-Bahn sebagai moda penunjang mobilitas di daerah-daerah perkotaannya. Namun dia tak menampik produksi O-Bahn nya sendiri bakal dilakukan di dalam negeri.



"Kalau rancang bangun bisnya sama kayak bis biasa. Hanya mungkin teknologi di ban nya saja. Jalannya sebagian besar di jalan biasa, sebagian elevated. Kalau di pinggiran kota mungkin dia bisa gabung sama yang lain. Tapi begitu masuk kota mungkin elevated," katanya.

"Kemarin saya ngobrol sama orang INKA bisa (produksi O-Bahn). Tinggal di teknologi bannya saja," tambahnya.


(eds/zlf)

Hide Ads