Waskita Beton Kantongi Kontrak Baru Rp 3,04 T

Waskita Beton Kantongi Kontrak Baru Rp 3,04 T

Danang Sugianto - detikFinance
Senin, 01 Jul 2019 13:05 WIB
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) masih terus berburu kontrak baru. Hingga pertengahan Juni 2019, anak usaha PT Waskita Karya Tbk (WSKT) ini mengantongi kontrak baru senilai Rp 3,04 triliun atau naik 2,3% dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 2,97 triliun.

Perolehan kontrak baru tersebut berasal dari beberapa proyek di antaranya Proyek Jalan Tol Cibitung-Cilincing, Proyek Jalan Tol Cimanggis-Cibitung, Proyek Pantai Indah Kapuk II, Proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek II, Proyek Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi Seksi II, dan proyek lainnya.

Adapun beberapa proyek utama yang tengah disuplai oleh WSBP adalah Proyek Jalan Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM), Proyek Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kp Melayu Seksi I, Proyek Jalan Tol Cibitung-Cilincing, Proyek Jalan Tol Depok-Antasari, Proyek Jalan Tol Kayu Agung Betung, Proyek Pantai Indah Kapuk II, dan Proyek Jembatan Patimban.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebagai produsen beton pracetak (precast) terbesar di Tanah Air, konsistensi WSBP dalam penambahan kapasitas juga dibarengi dengan pengembangan produk baru, antara lain rumah precast, tiang listrik beton, dan bantalan kereta api," Sekretaris Perusahaan WSBP Fathia Syafurah dalam keterangan tertulis, Senin (1/7/2019).


WSBP sendiri berkomitmen mengembangkan pasar eksternal yang diharapkan terus meningkat dengan target kontribusi 40% pada 2019.

Peningkatan kontribusi pasar eksternal salah satunya melalui pengembangan produk baru. WSBP juga menjaga sinergi dengan Grup Waskita untuk proyek-proyek yang bersifat pengembangan bisnis serta pengembangan produk lainnya.


Sementara itu, perusahaan juga tengah melakukan aksi korporasi dengan melakukan penawaran awal Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2019. Aksi itu telah mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 26 Juni 2019. Kupon obligasi dipatok 9,95% per tahun untuk jangka waktu tiga tahun.

Selama masa penawaran awal, obligasi tersebut kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 2,18 kali dari jumlah yang ditawarkan sebesar Rp 500 miliar. Total pesanan yang masuk mencapai Rp 1,09 triliun.


(das/ara)

Hide Ads