Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Kasdi Subagyono mengungkapkan potensi karet di Indonesia sangat signifikan. Terdapat luas area 3.671.302 hektare, dengan produksi sebanyak 3.630.268 ton. Produktivitas sebanyak 1.161 kg/hektare, didominasi oleh perkebunan rakyat (85%).
Dengan hal itu, lanjut Kasdi, bisnis perkebunan ini dapat menciptakan lapangan kerja bagi 2,5 juta Kepala Keluarga (KK) dengan rata-rata luas kepemilikan lebih dari 1,25 hektare. Sedangkan untuk volume ekspor sebesar 2,99 juta ton dengan nilai USD 5,10 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh karena itu, lanjut Kasdi, ada beberapa langkah dilakukan untuk meningkatkan penyerapan karet dalam negeri, peningkatan dan penstabilan harga serta untuk pelaksanaan peremajaan kebun karet rakyat. Pemerintah mengambil langkah-langkah sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing secara terkoordinasi dan terintegrasi dalam melaksanakan Program Strategis Nasional untuk Peningkatan Pembelian dan Harga Karet Rakyat, serta Peremajaan Kebun Karet Rakyat.
"Upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi permasalahan harga karet antara lain, meningkatkan kerja sama International Tripartite Rubber Council (ITRC) atau negara-negera pengekspor karet untuk mendorong peningkatan harga ekspor karet yang adil dan remuneratif. Melalui penerapan Agreed Export Tonnage Scheme (AETS), Demand Promotion Scheme (DPS), Supply Management Scheme (SMS) serta pembentukan Regional Rubber Market (RRM) dan ASEAN Rubber Council (ARC), maupun kerjasama lainnya," ujar Kasdi dalam keterangannya, Senin (1/7/2019).
Pemerintah juga menyusun dan menetapkan rencana aksi peningkatan pembelian dan harga karet rakyat, serta peremajaan kebun karet rakyat untuk jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Selain itu, Pemerintah juga menyusun skema pendanaan untuk program peningkatan dan stabilisasi harga pembelian karet rakyat dan menyusun kebijakan, kelembagaan, dan pembiayaan peremajaan kebun karet rakyat.
"Menetapkan kebijakan lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan peningkatan pembelian dan harga karet rakyat, serta peremajaan kebun karet rakyat," tambahnya.
Kasdi menambahkan, setiap Kementerian mempunyai tugas masing-masing. Untuk Kementerian Pertanian (Kementan), salah satunya dengan meningkatkan pelaksanaan sistem pembinaan produk olahan karet rakyat dan mekanisme pembelian karet rakyat melalui Unit Pengolahan dan Pemasaran Bahan Olah Karet Rakyat (UPPB). Selain itu, Kementan juga menyusun program pelaksanaan peremajaan kebun karet rakyat yang mencakup inventarisasi lahan perkebunan karet rakyat, perbenihan, diversifikasi tanaman karet dengan tanaman lainnya, kelembagaan, dan pembiayaan.
Kasdi menjelaskan, pola diversifikasi merupakan sistem usaha tani berbasis tanaman perkebunan yang berlangsung adanya integrasi atau diversifikasi fungsional antara dua komoditas atau lebih. Keuntungan pola tanam diversifikasi sebagai salah satu langkah alternatif dalam pemenuhan kebutuhan pangan khususnya di lahan kering (kebun) yang semakin lama semakin berkurang.
"(Hal ini untuk) membantu mengurangi ketergantungan produksi pangan dari lahan sawah yang lokasinya terpusat di pulau Jawa. Fungsi dari tanaman sela di lahan kebun yaitu sebagai sumber pendapatan petani, penutup tanah yang dapat mengendalikan perkembangan gulma, mengendalikan erosi, sumber bahan organik tanah dan menjaga stabilitas lingkungan," ujarnya.
"Dengan adanya tanaman sela, petani juga menjadi lebih sering berkunjung ke kebun karetnya, sehingga kebun menjadi lebih terpelihara. Dan Tanaman sela dapat sebagai sumber pendapatan petani sebelum tanaman pokok (perkebunan) berproduksi," tambahnya.
Sementara untuk solusi harga karet jangka pendek, lanjut Kasdi, caranya melalui pemberian bantuan pupuk, bantuan asam semut/ sarana pembuatan asam semut, bantuan pestisida, serta pembentukan dan penguatan UPPB. Selain itu, pemerintah juga memberi bantuan alsintan untuk pengolahan bokar bersih, serapan bokar oleh pemerintah sebesar 5% dari konsumsi dalam negeri.
Sedangkan untuk solusi harga karet jangka menengah bisa melalui replanting dengan diversifikasi dengan tanaman pangan dan tanaman perkebunan lain. Penyerapan karet rakyat untuk kebutuhan dalam negeri, seperti aspal karet, kanal di lahan gambut, dan lain-lain.
"Untuk solusi harga karet jangka panjang antara lain replanting dengan diversifikasi dengan tanaman pangan dan tanaman perkebunan lain. Mendorong pabrik ban dan industri hilir lain, dan penyerapan karet rakyat untuk kebutuhan dalam negeri, seperti aspal karet, kanal di lahan gambut, serta medical," pungkasnya.
(idr/hns)