Lantas mengapa fintech mulai menjurus ke pembiayaan dana pendidikan?
Ketua Harian Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Kusheryansyah mengatakan bahwa kini tren pinjaman bukan lagi untuk hal yang konsumtif. Masyarakat sendiri mau pinjaman digunakan untuk hal yang produktif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukan cuma produktif menurutnya pendidikan juga memiliki dampak sosial yang tinggi bagi masyarakat. Masyarakat kian 'melek' akan kebutuhan pendidikan.
"Ya nomer satu prinsip kredit ya pinjam buat hal produktif ya, ketika dipakai untuk pendidikan kan punya social impact dan emosional. Bagus ya fintech itu masuk ke dalam social impact yang dampaknya tinggi, masyarakat makin melek akan kegunaan pendidikan," ungkap Kusheryansyah kepada detikFinance belum lama ini.
Kusheryansyah juga mengatakan masyarakat tak perlu khawatir akan keamanan pinjol, selama penyedia pinjol itu terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan, artinya mereka sudah memenuhi ketetapan sebagai fintech yang baik.
"Jangan khawatir sama keamanannya, selama itu (penyedia pinjol) terdaftar di OJK berarti memenuhi syarat di pasar untuk memberikan pinjaman ke masyarakat," kata Kusheryansyah.
Perencana Keuangan Aidil Akbar juga menyatakan hal yang tidak jauh berbeda, memang masyarakat kini makin pandai urusan pinjam meminjam. Masyarakat kini hanya mau meminjam uang uang untuk hal yang penting dan produktif
"Mereka (para penyedia pinjol) sadar karena masyarakat makin pintar, masyarakat hanya mau pinjam untuk satu hal yang dibutuhkan dan itu penting. Kalau dulu fintech minjemin uang doang, tau orang makin pintar, shifting berubah orang pinjam buat beli barang dan hal yang produktif," kata Aidil saat dihubungi detikFinance.
Aidil juga menilai dana pendidikan pun sangat emosional menyentuh masyarakat, pasalnya pendidikan layak dan setinggi-tingginya menjadi idaman banyak orang.
Jauh sebelum adanya fintech dana pendidikan, asuransi yang membiayai dana pendidikan juga laku diserbu masyarakat.
"Kenapa dana pendidikan? Karena secara emosional menyentuh kepada masyarakat. Siapa yang nggak mau punya pendidikan yang layak kan, asuransi aja paling laku itu asuransi pendidikan," ungkap Aidil.
(dna/dna)