Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim menjelaskan untuk restrukturisasi bisnis perseroan mengoptimalkan kerja anak dan cucu usaha. Misalnya dengan menawarkan produk dan jasa ke perusahaan atau pihak lain, jadi tidak hanya ke induk usaha.
Hal ini dilakukan untuk menekan kerugian yang dialami. "Kita berupaya untuk menaikkan penjualan tapi menurunkan biaya. Menaikkan penjualan ini kan upaya restrukturisasi, bagaimana kita mendayagunakan mereka (anak dan cucu) supaya optimal," kata Silmy saat berbincang dengan detikFinance, Senin (1/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini semua akan kita optimalkan, bisnisnya yang memang bisa menampung karyawan dan bisa dioptimalisasi," jelas dia.
Silmy mengungkapkan, saat ini perseroan sudah membidik pasar untuk penawaran jasa dan produk KS. "Kalau pasar sudah ada target masing-masing, tunggu dulu. Kita sedang menyiapkan orangnya dulu dan fasilitasnya," jelas dia.
Dalam upaya restrukturisasi perusahaan Silmy memiliki strategi penjualan aset-aset non core, perampingan organisasi, mencari mitra bisnis strategis, spin-off, serta pelepasan unit kerja yang semula bersifat cost center yang hanya melayani induk perusahaan (KS), menjadi bagian dari pengembangan bisnis anak perusahaan sehingga bersifat profit center. Program ini disebut juga cost to profit center.
Baca juga: Tahun Depan, Krakatau Steel Pede Bisa Untung |
Dia mengatakan, terkait program restrukturisasi dan transformasi perusahaan ini tidak akan bisa menyenangkan semua pihak. Akan tetapi, manajemen menjamin program ini dilakukan sesuai dengan aturan perundangan. (kil/zlf)