Hal itu dilakukan dalam acara Indonesia Infrastructure Investment Forum (IIIF) 2019 di London, Inggris.
Bambang menceritakan, selama lima tahun Indonesia membutuhkan dana investasi infrastruktur sebesar US$ 429,7 miliar atau meningkat 20% dibandingkan kebutuhan selama lima tahun pada periode 2015-2019 yang sebesar US$ 359,2 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bambang menawarkan sekitar 113 proyek infrastrukur kepada investor asal Inggris. Di mana, proyek yang ditawarkan ini dengan skema kerjasama pemerintah badan usaha (KPBU/PPP) dan Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA) alias 100% asing.
Mantan Menkeu ini menyebutkan, proyek infrastruktur dengan skema KPBU terdapat 83, sedangkan dengan skema PINA sebanyak 30.
"Yang kita tawarkan ke Inggris adalah 83 proyek dengan skema KPBU/PPP nilainya di atas 40 miliar dolar, satu lagi skema PINA atau full privet nilainya di atas 50 miliar dolar jumlahnya 30 proyek," ujar dia.
"Proyeknya seperti jalan tol, bandara, pembangkit listrik, waste energy, air bersih, air minum, dan projek manufaktur, dan infrastruktur migas," tambah dia.
Bambang berharap melalui IIIF 2019, investor asal Inggria di Indonesia semakin banyak. Saat ini, Inggris tercatat sebagai investor urutan 14 di tanah air.
"Investasi banyak dari Igggris tapi dilakukan nelaluu anak usaha yang ada di Singapura," kata dia.
Setelah Inggris, Bambang juga akan menuju Paris dengan misi yang sama, yaitu menjual proyek infratruktur ke para pemilik modal di sana.
(hek/dna)