Mengutip sebuah infografis dari CNBC Indonesia pada Kamis (4/7/2019), tercatat sejak Presiden Abdurrahman Wahid alias Gusdur naik jabatan, kenaikan harga BBM mengiringi momen pelantikannya. Tahun 2000 harga BBM naik menjadi Rp 1.450/liter, dari sebelumnya yang hanya Rp 600/liter.
Setelah Gusdur digantikan wakilnya Megawati Soekarnoputri pada tahun 2001 harga BBM kembali menanjak setahun setelah pelantikan Megawati. Tahun 2002 harga BBM jenis Premium juga naik menjadi Rp 1.550/liter dari sebelumnya hanya Rp 1.450/liter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masih di tahun yang sama, SBY kembali lagi menaikkan harga BBM menjadi menjadi Rp 4.500/liter untuk Premium yang tadinya hanya Rp 2.400/liter.
2014 di era awal kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi) yang artinya masuk ke periode baru, BBM naik lagi seiring kenaikan Jokowi sebagai presiden. Tahun 2014 harga Premium naik lagi hingga menyentuh harga Rp 8.500/liter yang tadinya hanya Rp 6.500/liter.
Lantas apa yang membuat hal tersebut terjadi? Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan bahwa kenaikan harga BBM sesuai dengan pergerakan harga minyak dunia. Menurutnya, di tahun 2014 saat Jokowi menaikkan harga BBM, komoditas minyak global memang sedang tinggi-tingginya.
"Waktu 2014 ya pemerintah Presiden Jokowi pertama menjabat saat itu minyak naik subsidi membengkak, sehingga dia ingin ketergantungan ini dilepas kan, akhirnya dia naikkan harga BBM," ungkap Josua kepada detikFinance.
Menurutnya, harga minyak global menjadi salah satu faktor utama pembentukan harga minyak dalam negeri.
"Intinya sih liat dan sesuaikan keadaan seperti apa ya, kalau harga komoditas minyaknya naik ya pasti akan dinaikkan lah. Karena pasar internasional kan jadi faktor utama ya pembentukan harga BBM di dalam negeri," kata Josua.
Lain lagi pendapat Peneliti INDEF Bhima Yudhistira, menurut Bhima kenaikan BBM terjadi karena pemerintah butuh dana besar untuk merealisasikan janji kampanye. Seperti saat Jokowi pertama menjabat, menurutnya Jokowi memotong dan mengalihkan subsidi BBM untuk biaya pembangunan.
"Janji pembangunan dalam kampanye membutuhkan biaya besar. Misalnya saat pak Jokowi di periode pertama ingin mendorong pembangunan infrastruktur, dana nya diambil sebagian dari subsidi BBM," kata Bhima.
![]() |
(fdl/fdl)