Vladimir Potanin, Orang Terkaya Rusia Teman Main Hoki Putin

Kisah Inspiratif

Vladimir Potanin, Orang Terkaya Rusia Teman Main Hoki Putin

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 05 Jul 2019 07:19 WIB
Vladimir Potanin. Foto: Dok. Reuters
Jakarta - Vladimir Potanin merupakan salah satu orang terkaya di Rusia. Dia memiliki total kekayaan sebesar US$ 22 miliar atau setara Rp 308 triliun (kurs Rp 14.000) dari bisnis nikelnya, kekayaan Potanin dikabarkan telah tumbuh sekitar US$ 4 miliar pada tahun lalu.

Bukan cuma kaya, Potanin disebut memiliki koneksi yang kental dengan Vladimir Putin. Dirinya bercerita sering main hoki bareng sang presiden.

Potanin adalah presiden Norilsk Nickel, produsen nikel olahan terbesar di dunia. Lelaki 58 tahun ini memperoleh kekayaannya di industri nikel setelah mempelopori program "pinjaman untuk saham" yang cukup kontroversial.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Potanin memiliki 34,6% kepemilikan dari Norilsk Nikel, yang menghasilkan pendapatan US$ 11,7 miliar atau sekitar Rp 163 triliun pada tahun 2018. Bahkan dia mendapatkan lebih dari US$ 4 miliar alias Rp 56 triliun keuntungan dari perusahaan nikel itu pada Januari 2018. Perusahaannya sendiri menguasai hampir 22% produksi nikel tingkat tinggi dunia dan sekitar 40% dari komoditas paladiumnya.

Lahir di Moskow pada tahun 1961, Potanin lahir dari keluarga yang cukup berada, dia adalah putra seorang diplomat dan seorang dokter. Di usia mudanya Potanin mempelajari hubungan internasional dan kemudian menghabiskan delapan tahun bekerja di Kementerian Perdagangan Luar Negeri Soviet.

Saat bekerja di sana, Potanin mendalangi program "pinjaman untuk saham" Rusia, di mana pengusaha dan bank kaya meminjamkan uang kepada pemerintah Rusia pada 1990-an dengan imbalan kepemilikan saham di perusahaan sumber daya alam negara itu.

Pemerintah seringkali tidak dapat membayar kembali pinjaman-pinjaman ini, hingga akhirnya perusahaan sumber daya alam berada di tangan orang-orang kaya karena utang yang tak terbayarkan oleh pemerintah Russia. Melalui program inilah Potanin mengakuisisi Norilsk Nickel, yang kemudian menjadikannya orang terkaya di Rusia.

Bahkan, program pinjaman untuk saham ini menciptakan banyak orang kaya di Rusia, salah satunya seperti Roman Abramovic pemilik klub sepak bola dari London, Chelsea FC, yang memiliki harta sekitar US$ 16 miliar atau sekitar Rp 224 triliun, dan juga memegang saham di Norilsk Nickel.


Ketika berusia 30 tahun, Potanin bertemu Mikhail Prokhorov, yang menjadi mitra bisnisnya. Keduanya, mendirikan Perusahaan Internasional untuk Keuangan & Investasi bernama Onexim Bank, yang menjadi bank swasta terbesar Rusia pada saat itu. Potanin pun sempat duduki kursi presiden bank tersebut pada tahun 1992, di umur 32 tahun.

Pada tahun 1996, tidak lama setelah Boris Yeltsin terpilih kembali sebagai presiden Rusia, Potanin ditunjuk sebagai wakil perdana menteri yang bertanggung jawab atas energi dan ekonomi. Bukan cuma Yeltsin, Potanin juga memiliki hubungan kental dengan presiden Rusia saat ini Vladimir Putin.

Potanin bahkan disebut berada dalam "daftar Putin," julukan untuk dokumen yang dirilis oleh Departemen Keuangan AS yang mencantumkan 210 warga Rusia terkemuka yang memiliki hubungan dekat dengan Putin. Saking dekatnya dengan Putin, dikabarkan Potanin sering bermain olahraga hoki bersama Putin.

Seperti milyuner Rusia lainnya, Potanin adalah kolektor kapal pesiar mewah. Miliarder Rusia itu membeli kapal pesiar Anastasia setinggi 70 kaki pada tahun 2008. Lalu membeli lagi kapal pesiar Nirvana pada 2012, total dua kapal pesiar tersebut US$ 140 juta atau sekitar Rp 1,96 triliun.

Potanin menjual kapal pesiar Anastasia dengan harga sekitar $ 84 juta pada tahun 2018. Dia juga memasang penawaran untuk kapal Nirvana di waktu yang sama, tetapi tidak jelas apakah miliarder itu telah menjual Nirvana. Di tahun yang sama, kapal pesiar baru 289 kaki bernama Barbara dikirim ke Potanin.


Potanin juga dikenal sebagai salah satu dermawan, pada 2013, Potanin bergabung dengan The Giving Pledge, sebuah organisasi amal global yang dimulai pada 2010 oleh Bill dan Melinda Gates dan Warren Buffett.

"Saya benar-benar percaya bahwa kekayaan harus bekerja untuk kebaikan publik dan, oleh karena itu, saya mencoba untuk membuat kontribusi saya sendiri menuju dunia yang lebih baik, terutama menuju masa depan yang lebih baik untuk negara saya sendiri, Rusia," tulis Potanin di situs web The Giving Pledge.




(ang/ang)

Hide Ads