Berdasarkan data riset Kesehatan Dasar (Kemenkes) tahun 2014, ada dua jenis penyakit kritis tertinggi di Indonesia yakni kanker dan jantung. Risiko penyakit kritis ini sering terjadi pada masyarakat perkotaan akibat gaya hidup mereka.
"Seiring dengan perubahan gaya hidup di era modern, masyarakat perkotaan di Indonesia memerlukan produk perlindungan kesehatan yang semakin baik," kata Chief Distribution Officer Zurich Topas Life Budi Darmawan di Menara BTPN, Jakarta, Selasa (16/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi menyebut setelah terdiagnosa penyakit kritis, pengobatannya pun membutuhkan penanganan dokter ahli terutama penyakit kanker. Biayanya, tentu tidak sedikit.
Apalagi, semakin banyak masyarakat yang memilih berobat ke luar negeri agar dapat ditangani oleh dokter spesialis ternama dengan teknologi yang lebih canggih. Zurich Indonesia dalam hal ini mengeluarkan inovasi terbaru untuk mencakup seluruh kebutuhan tersebut.
Melalui asuransi Zurich Critical Advantage nasabah bisa mendapatkan manfaat perawatan per tahun senilai US$ 1 juta atau US$ 2 juta seumur hidup.
"Zurich Critical Advantage merupakan produk asuransi penyakit kritis dengan perawatan medis kelas dunia di luar negeri, manfaat perawatan (maksimal) senilai US$ 2 juta seumur hidup, fasilitas cashless di seluruh dunia dan layanan second medical opinion dari ahli medis terkemuka," jelasnya.
Budi menerangkan, untuk mendapatkan manfaat tersebut nasabah cukup membayar premi dengan mata uang rupiah. Selain itu, apabila nasabah terdiagnosa penyakit yang dapat tercover ZCA, maka segala urusan administrasi akan diurus oleh pihak Zurich.
Baca juga: Ini Tips Jeli Pilih Asuransi Unit Link |
"Kalau kena diagnosa, akan diurus sampai dokumen perjalanan. Semua di-cover. Ada yang urus dan dibayarin. Kita coverage tidak lump sum," jelasnya.
Adapun, produk asuransi ini merupakan produk konvensional. Sehingga, premi yang disetorkan nasabah tidak bisa dijadikan sebagai instrumen investasi dan dicairkan dalam waktu tertentu.
"Kita ada reasuransi. Ada manajemen risiko standar, dan kita sudah hitung itu semua. Intinya nasabah diuntungkan. Klaimnya juga managable, dan produk ini unik cuma satu-satunya di Indonesia. Karena kemungkinan penyakit katastropik ini bisa menggerogoti keuangannya," tuturnya.
(prf/hns)