Salah satu upayanya antara lain dengan menggencarkan program upaya khusus (Upsus) Jagung untuk kebutuhan pakan ternak.
Terkait hal ini, peternak mandiri ayam broiler asal Cianjur, Jawa Barat, Andi Sugimin mengaku merasakan betul upaya pemerintah dalam penyediaan dan bantuan pakan ternak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terutama di masa Kabinet Kerja Presiden Jokowi-JK, Pak Amran yang membantu sebagai Menteri Pertanian telah mendampingi kami melalui berbagai bantuan dan kebijakan yang sangat memihak
pada kebutuhan peternak," ujar Andi, akhir pekan lalu.
Menurut Andi, salah satu kehadiran pemerintah yang sangat dirasakan peternak adalah bantuan jagung selama musim paceklik beberapa bulan lalu. Bantuan itu, kata dia, merupakan suplemen bagi
peternak untuk menjaga semangat produksi.
"Peternak kecil bisa jadi gulung tikar jika saat itu kondisi jagung tetap langka. Tapi kita berterima kasih pada pemerintah atas bantuan penyediaan jagung sehingga kami bisa melanjutkan produksi. Semoga ke depan bantuan jagung terus bertambah," katanya.
Meski demikian, Andi berharap pemerintah membatasi perizinan kuota perusahaan asing yang dinilai tidak seimbang baik dari sisi permodalan maupun alat yang digunakan. Menurutnya dalam hal
ini pemerintah harus berani menolak izin usaha tersebut, sembari mengucurkan bantuan yang ada untuk peternak kecil.
"Kalau bisa populasi perusahaan asing yang besar dibatasi supaya yang lokal bisa tumbuh. Kan mereka datang ke Indonesia dengan investasi besar dan infrastruktur yang bagus. Kalau bisa bersinergi lah
supaya berbarengan. Apalagi mereka sudah menggunakan beragam teknologi," katanya.
Ia menambahkan, selama ini Amran dinilai cukup berani dalam mengambil kebijakan strategis di antaranya soal pembatasan impor bahan pangan hasil pertanian untuk melindungi petani di tanah air. Begitupula, ia berharap Kementan juga menertibkan perusahaan-perusahaan di bidang peternakan ayam jika terbukti melakukan tindakan yang merugikan peternak lokal.
"Saya yakin masih ada perusahaan besar yang nakal. Makanya pemerintah harus menginvestigasi perusahaan yang ada di seluruh Indonesia," katanya.
Sebelumnya menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menjelaskan bahwa posisi Indonesia saat ini dalam keadaan surplus jagung pakan, sehingga mampu melakukan ekspor.
"Kita sudah membagikan bibit untuk ditanam petani seluas 3 juta hektar. Semuanya gratis tanpa dipungut biaya sepeser pun. Maka itu, bibit yang diberikan juga harus bagus supaya produktivitasnya
mencapai 10 ton," katanya.
Namun di sisi lain, kata Amran, mengurus pertanian tidak cukup tertuju pada komoditas jagung semata. Ada ratusan komoditas lain yang harus dijaga selama 24 jam setiap hari.
"Komoditas cabai saja ada 3, belum bawang, sawit dan yang lain. Tapi, intinya, soal jagung dulu kita impor 3,5 juta, sekarang kita sudah ekspor. Artinya ini kan ada kemajuan terkait apa yang sudah kita
kerjakan. Termasuk juga kontribusi teman-teman kadin yang sudah bekerjasama dalam bentuk investasi," tukasnya.
(dna/dna)