NTT bakal Produksi 800.000 Ton Garam, Luhut: 2021 Tak Impor Lagi

NTT bakal Produksi 800.000 Ton Garam, Luhut: 2021 Tak Impor Lagi

Trio Hamdani - detikFinance
Kamis, 18 Jul 2019 18:40 WIB
Foto: Muhammad Ridho
Jakarta - Lahan garam seluas 3.720 hektare di Kupang, NTT bakal mulai berproduksi. Pasalnya sengketa lahan garam yang selama ini tak kunjung tuntas telah diselesaikan. Nantinya lahan seluas itu bakal memproduksi sekitar 800 ribu ton garam industri tiap tahun.

Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, garam yang akan diproduksi di sana berkualitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan industri.

"Jadi itu dapat kira-kira bisa 800 ribu ton garam industri high quality," kata dia ditemui di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis (18/7/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Luhut memperkirakan, lahan tersebut akan siap memproduksi garam setelah satu tahun ke depan. Dia meyakini, dengan dukungan lahan garam di Kupang ditambah sentra-sentra produksi lainnya, Indonesia bakal setop impor di 2021.

"Belum dari daerah lain yang sedang kita garap. Jadi kita berharap janji kita 2021 tidak impor lagi mudah-mudahan terjadi," jelasnya.



Pemerintah masih perlu menyelesaikan beberapa hal dalam waktu satu tahun ke depan.

Dalam kesempatan terpisah, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil mengatakan, distribusi lahan akan mulai dilaksanakan, 40% untuk petani garam rakyat dalam bentuk TORA, dan 60% untuk industri dalam bentuk HGU.

Pembagian lahan untuk industri akan dilaksanakan oleh pemerintah setempat, sementara untuk rakyat akan dibagikan oleh pemerintah pusat. Rencananya Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang akan menyerahkan langsung dalam rangkaian kegiatan di Kupang.

"Presiden akan datang ke sana pertengahan Agustus, yang pertama adalah ada panen garam industri, beberapa perusahaan yang sudah mengembangkan yang kecil-kecil, itu sekedar memberi semangat. Kemudian juga akan menyerahkan tanah yang reforma agraria," tambahnya.




(eds/eds)

Hide Ads