"Di gudang ada 2,4 juta sekian juta. Tapi kan masih menyerap terus," tegas dia ditemui di Istana Negara, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat (19/7/2019)
Kondisi ini, kata Buwas, membuat Bulog tak bisa menyerap beras dari petani dalam waktu singkat. Serapan beras petani oleh Bulog pun tersendat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melimpahnya stok beras di gudang Bulog salah satunya dipicu oleh minimnya program penyaluran beras pemerintah yang melibatkan Bulog. Sederhananya seperti wadah ember yang diisi penuh namun keran tempat keluarnya air tak dibuka.
Kondisi ini yang membuat Buwas sempat berang dan mendesak agar penyaluran beras bantuan pemerintah yakni bantuan pangan non tunai (BPNT) bisa dipercayakan ke Bulog, bukan swasta.
"Kenapa kita nggak bisa buru-buru menyerap (beras petani)? Bukan karena gudang penuh saja, tapi kita berpikir, akan distribusi ke mana? Makanya kemarin saya minta, program-program pemerintah harus didukung pemerintah. (Bulog) harus diutamakan," tegas dia.
Ia menambahkan, meski saat ini program BPNT sudah 100% dikelola Bulog, namun hal itu belum bisa dirasakan dampaknya dalam memperlancar penyaluran beras Bulog.
"Tapi kan baru kemarin. Perjalanan panjang. Makanya sekarang ini baru gencar menyerap lagi.
(dkp/dna)