"Ya kita mau jangan hanya Pertamina, jangan monopoli lah. Kan dari dulu sudah dibicarakan," tutur Luhut di Jakarta, Senin (22/7/2019).
Luhut mengatakan, pemerintah ingin harga avtur tetap kompetitif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Luhut mengatakan tidak ada perubahan skema atau formula dalam harga avtur.
"Nggak (ada), mereka (Pertamina) sedang pelajari sekarang, lagi dilihat," kata Luhut.
Sebagai informasi, sebelumnya Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati membandingkan harga avtur di Indonesia dengan sejumlah negara lainnya.
Perbandingan ini dilakukan setelah Komisi VII DPR RI bertanya soal harga avtur lantaran sering dikaitkan dengan tingginya harga tiket pesawat.
Dalam kesempatan itu Nicke mengatakan bahwa harga avtur yang dijual Pertamina lebih murah dibanding harga avtur di negara lain. Nicke mengambil contoh harga avtur di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Cengkareng.
"Untuk avtur, kita update dua minggu sekali, ini data Juni 2019, harga Pertamina avtur di Cengkareng adalah Rp 9.275 per liter. Di Tokyo itu, 16,000 per liter, Manila Rp 1.3540 per liter , Singapura Rp 12.200, Hongkong Rp 11.253, Kuala Lumpur Rp 10.565," kata Nicke dalam rapat bersama Komisi VII DPR, Senin (15/7/2019).
"Jadi sebenarnya kalau kita bandingkan di Cengkareng paling murah. Ini update dua minggu sekali," sambungnya.
Pada kesempatan yang sama Menteri ESDM Ignasius Jonan menambahkan, perbandingan dengan mengambil contoh harga avtur di Bandara Soetta karena mewakili hampir separuh penerbangan nasional.
"Cengkareng itu wakili separuh dari pergerakan penerbangan nasional, 1.000-1.100 movement, 2.200-2.500 movement national," kata Jonan.
(dna/dna)