Direktur Jenderal Pengadaan Tanah Arie Yuniwin Kementerian Agraria dan Tata Ruang Nasional/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) mengatakan, seluruh lahan untuk Bandara Kediri sudah selesai proses pembebasannya.
"Loh sudah. Sudah (siap semua). Sekarang sudah dilaksanakan dengan b to b (business to business) antara Gudang Garam dan AP I," tutur Arie usai menghadiri rapat pembangunan Bandara Kediri di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta Pusat, Selasa (23/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: AP I Bakal Jadi Operator Bandara Kediri |
Ada lebih dari 400 hektare lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan Bandara Kediri. Ia tak merinci lokasinya dengan pasti.
"Saya nggak hafal sekitar 400-an hektare. Lokasinya saya nggak tau persis tapi di Kabupaten Kediri," tutur Arie.
Berbeda dengan Arie, Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi mengatakan belum seluruh lahan untuk Bandara Kediri sudah bebas.
"Belum, (dari 457 hektare) belum masih ada yg belum. Ya kan butuh waktu dan proses ya," ucap Faik yang juga hadir dalam rapat yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan tersebut.
Beberapa waktu lalu, Direktur PT Gudang Garam Tbk, Istata Taswin Siddharta mengatakan masih ada persoalan perizinan dan pembebasan lahan untuk Bandara Kediri.
"Memang belum groundbreaking, urusan perizinan belum lengkap dan pembebasan lahan belum tuntas," ungkap Istata usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Kediri, Rabu (26/6/2019).
Sementara itu, Wakil Bupati Kediri Masykuri menambahkan hingga kini proses pembebasan lahan masih belum tuntas. Dari laporan yang masuk sebelum Ramadhan 2019, masih ada sekitar 25-30 hektare lahan yang belum dibebaskan.
"Setahu saya yang belum dibebaskan sekitar 25-30 hektare dari 90 hektare yang kami tambahkan itu. Dan, insya Allah ini tidak ada kendala. Ini dalam rangka nego saja, menyamakan persepsi," kata Masykuri.
Sebagai informasi, Bandara Kediri ini merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN), karena pada 2020 Bandara Juanda Surabaya, sudah melebihi kapasitas (overload). Untuk pembangunan, diperkirakan rentang nilai investasi itu antara Rp 1 triliun-10 triliun.
(ara/ara)