Menyikapi pengunduran diri tersebut, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) angkat bicara soal kondisi Krakatau Steel. JK mengatakan Krakatau Steel menghadapi kesulitan keuangan dengan utang Rp 30 triliun.
JK juga bilang ini bukan masalah baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, perusahaan baja pelat merah ini juga dihadapkan dengan perkembangan teknologi. Ditambah lagi serbuan baja asal China yang harganya lebih murah dibandingkan buatan Krakatau Steel.
"Masalah pokoknya ialah KS teknologinya terlalu lama dan mendapat saingan baja dari China yang lebih murah, impor makin banyak sehingga tidak bisa bersaing harganya. Akibatnya cash flow-nya kesulitan. Tiap kali produksi ada masalah. Karena itu KS harus secara fundamental mengubah manajemennya dan memperbaiki teknologinya. baru bisa bersaing," kata JK.
JK mendukung adanya reformasi total di KS. Dia menyebut reformasi manajemen harus dilakukan agar kembali bisa bersaing dengan industri di dalam dan luar negeri.
"Iya, persaingan yang keras baik dalam negeri atau di luar negeri," ucapnya.
JK mengatakan KS mempunyai utang hingga Rp 30 triliun. Dia menyebut pemerintah tidak bisa membayar utang ke BUMN yang bermasalah.
"Pemerintah tidak bisa membayar utang semua BUMN bermasalah. Pemerintah pasti mendukung kan itu pemerintah yang punya gimana caranya," ucapnya.
Sebelumnya, Roy Edison Maningkas mengajukan pengunduran diri dari Komisaris Independen PT Krakatau Steel(Persero) Tbk. Pengunduran dirinya direstui Kementerian BUMN 30 hari dari sekarang.
Roy bercerita selama empat tahun belakangan dia sudah ingin mengundurkan diri dari Komisaris Independen Krakatau Steel, namun hanya sebatas lisan. Keinginannya untuk mengundurkan diri karena utang Krakatau Steel yang katanya menumpuk.
"Saya coba berusaha bersama dewan komisaris lain membuat Krakatau Steel menjadi lebih pulih. Karena saat saya masuk Krakatau Steel utangnya sudah US$ 3 miliar dan kerugiannya sudah Rp 4,2 triliun," kata Roy di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat.
(ara/hns)