Menurut Sekjen Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta mengatakan bahwa industri TPT memang sedang dalam keadaan darurat.
"Kondisi industri TPT sedang SOS (keadaan darurat)," ujarnya kepada detikFinance, Jumat (26/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Redma menerangkan hal yang membuat industri TPT dalam keadaan darurat adalah semakin maraknya produk impor. Kondisi itu membuat pelaku TPT nasional sulit bersaing.
"Pasar domestik dibanjiri barang impor," tambahnya.
Menurut data yang dimilikinya, dalam setahun rata-rata produk impor naik 10,4%. Sementara ekspor hanya naik 3%.
Neraca perdagangan industri TPT di 2018 minus 25,6% yang merupakan terburuk sepanjang masa. Ekspor hanya tumbuh 0,9%, sementara impor tumbuh 13,9%.
(das/ara)