Lalu, aset perusahaan naik 6,25% menjadi Rp 56,09 triliun dibandingkan aset tahun lalu yaitu Rp 52,79 triliun.
Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto mengatakan, pihaknya terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat melalui transformasi ke digital dalam semua pelayanannya yang hingga saat ini masih dikembangkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihaknya menyampaikan bahwa perusahaan terus mengembangkan aplikasi Pegadaian Digital sebagai sarana transaksi masyarakat. Dengan menggunakan aplikasi ini, masyarakat dapat melakukan transaksi dengan produk-produk Pegadaian sehingga tak perlu mendatangi outlet. Salah satunya adalah transaksi menabung emas yang menjadi sorotan saat ini.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur IT dan Digital Pegadaian Teguh Wahyono mengatakan, hingga saat ini, pengguna layanan digital Pegadaian telah mencapai lebih dari 800.000 orang. Hal tersebut meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun 2018 yang masih sekitar 400.000 orang.
"Meningkatnya luar biasa dari tahun lalu. Dua kali lipat, tahun lalu hanya sekitar 400.000, sekarang 800.000 lebih," ujar Teguh.
Kuswiyoto juga menyampaikan, saat ini pihaknya tengah menjalin kerja sama dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) untuk mengembangkan produk Arrum Haji. Produk tersebut yakni memberikan pinjaman uang terhadap masyarakat yang mau mendaftar haji.
"Kami juga ada produk Arrum Haji sedang dikembangkan, kerja sama dengan BPKH. Sekarang di Jakarta ini naik haji antrenya 17 tahun untuk memenuhi kursi, membayar kursi itu Rp 25 juta. Orang mengumpulkan Rp 25 juta itu mungkin 2-3 tahun baru dapat. Pas daftar antreannya sudah 21-23 tahun. Nah di sini kami mau membantu nasabah dengan layanan Arrum Haji," papar Kuswiyoto.
(ara/ara)