Pegadaian Raup Laba Rp 1,5 T di 6 Bulan Pertama, Naik 11%

Pegadaian Raup Laba Rp 1,5 T di 6 Bulan Pertama, Naik 11%

Vadhia Lidyana - detikFinance
Kamis, 01 Agu 2019 12:04 WIB
Foto: dok. Pegadaian
Jakarta - Laba bersih PT Pegadaian (Persero) di semester I-2019 naik 11,7% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu menjadi Rp 1,53 triliun. Pada periode yang sama tahun 2018, laba bersih Pegadaian sebesar Rp 1,37 triliun.

Lalu, aset perusahaan naik 6,25% menjadi Rp 56,09 triliun dibandingkan aset tahun lalu yaitu Rp 52,79 triliun.

Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto mengatakan, pihaknya terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat melalui transformasi ke digital dalam semua pelayanannya yang hingga saat ini masih dikembangkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami juga terus berkomitmen untuk semakin meningkatkan kualitas pelayanan melalui program digitalisasi yang terus dikembangkan. Transformasi yang luar biasa tujuannya untuk memenuhi kebutuhan customer maupun yang ada dan yang akan ada secara efisien dan lebih cepat," kata Kuswiyoto dalam acara Ngopi Pagi Bersama BUMN di The Gade Coffee and Gold, Gedung Sinergi 8 Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Kamis (1/8/2019).


Pihaknya menyampaikan bahwa perusahaan terus mengembangkan aplikasi Pegadaian Digital sebagai sarana transaksi masyarakat. Dengan menggunakan aplikasi ini, masyarakat dapat melakukan transaksi dengan produk-produk Pegadaian sehingga tak perlu mendatangi outlet. Salah satunya adalah transaksi menabung emas yang menjadi sorotan saat ini.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur IT dan Digital Pegadaian Teguh Wahyono mengatakan, hingga saat ini, pengguna layanan digital Pegadaian telah mencapai lebih dari 800.000 orang. Hal tersebut meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun 2018 yang masih sekitar 400.000 orang.

"Meningkatnya luar biasa dari tahun lalu. Dua kali lipat, tahun lalu hanya sekitar 400.000, sekarang 800.000 lebih," ujar Teguh.


Kuswiyoto juga menyampaikan, saat ini pihaknya tengah menjalin kerja sama dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) untuk mengembangkan produk Arrum Haji. Produk tersebut yakni memberikan pinjaman uang terhadap masyarakat yang mau mendaftar haji.

"Kami juga ada produk Arrum Haji sedang dikembangkan, kerja sama dengan BPKH. Sekarang di Jakarta ini naik haji antrenya 17 tahun untuk memenuhi kursi, membayar kursi itu Rp 25 juta. Orang mengumpulkan Rp 25 juta itu mungkin 2-3 tahun baru dapat. Pas daftar antreannya sudah 21-23 tahun. Nah di sini kami mau membantu nasabah dengan layanan Arrum Haji," papar Kuswiyoto.


Pegadaian Raup Laba Rp 1,5 T di 6 Bulan Pertama, Naik 11%



(ara/ara)

Hide Ads