Hingga Senin (5/8) pun pemadaman bergilir masih terjadi. Menurut PLN penyebab terjadi insiden besar lantaran gangguan pada transmisi PLN di Ungaran dan Pemalang 500 kV yang melayani Pulau Jawa.
Insiden besar ini pun sempat menjadi sorotan Presiden Joko Widodo, direksi PLN disentil olehnya. Jokowi mempertanyakan manajemen risiko yang dilakukan PLN saat listrik padam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam sebuah manajemen besar seperti PLN mestinya, menurut saya, ada tata kelola risiko yang dihadapi dengan manajemen besar tentu saja ada contigency plan, ada back up plan. Pertanyaan saya kenapa itu tidak bekerja dengan cepat dan dengan baik," tegas Jokowi di depan seluruh direksi PLN di kantor pusatnya, kemarin (5/8/2019).
Bahkan, Jokowi menganggap PLN tak bisa mengambil pelajaran dari peristiwa pemadaman besar yang pernah terjadi di tahun 2002.
"Saya tahu peristiwa seperti ini pernah kejadian di tahun 2002, 17 tahun lalu untuk Jawa dan Bali. Mestinya itu bisa dipakai sebuah pelajaran kita bersama jangan sampai kejadian yang sudah pernah terjadi kembali terjadi lagi," tegur Jokowi.
Memang pada 2002 pernah terjadi pemadaman massal di wilayah Jabodetabek. Selain itu, bila ditengok kembali, di Indonesia juga pernah beberapa kali mengalami pemadaman listrik besar-besaran. Mengutip dari berbagai sumber, detikFinance merangkumnya.
Tahun 1997
Pada 14 April 1997, pemadaman listrik massal pernah terjadi di Jawa-Bali. Pemadaman saat itu, dimulai sekitar pukul 10.15 WIB hingga tiga jam lamanya. Tidak sekali, listrik kembali padam serentak untuk kedua kalinya pada pukul 17.00 - 20.00 WIB.
Pemadaman massal terjadi akibat gangguan sistem pada saluran tegangan ekstra tinggi berdaya di PLTU Suralaya. Gangguan sistem ini menyebabkan pasokan listrik sebesar 1.250 MW atau sekitar 25 persen pemasok listrik Jawa-Bali terhambat dan berujung pemadaman besar.
Tahun 2002
Pada September 2002, kejadian ini sempat disinggung Jokowi di depan direksi PLN. Saat itu wilayah Jawa-Bali mengalami listrik padam selama dua hari berturut-turut. Pemadaman listrik ini terjadi karena ada gangguan di jalur listrik Saguling-Cibinong-Cilegon.
Selama proses pemulihan, warga yang tinggal di Jawa-Bali harus rela mendapat giliran pemadaman listrik. Akibatnya, kejadian ini dianggap sebagai salah satu peristiwa listrik padam terbesar dalam sejarah Indonesia.
Tahun 2005
Listrik padam massal kembali lagi terjadi di Jawa-Bali pada Maret tahun 2005. Saat itu, ada gangguan korsleting di gardu induk PTLU Sularaya. Akibatnya, wilayah Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta dan Jawa Tengah mengalami pemadaman listrik selama lebih dari lima jam.
Meski PLTU Suralaya bisa dipulihkan kembali, ternyata efeknya masih ada. Pada 18 Agustus 2005, gangguan di PLTU Suralaya justru malah memicu terputusnya jaringan interkoneksi 500 kilovolt jalur Saguling-Cibinong-Cilegon. Gangguan ini kembali lagi menyebabkan kawasan Jawa-Bali mati listrik.
(hns/hns)