Pohon Sengon Dituding Penyebab Mati Listrik Massal, Ini Kata Bos PLN

Pohon Sengon Dituding Penyebab Mati Listrik Massal, Ini Kata Bos PLN

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Rabu, 07 Agu 2019 14:17 WIB
Pohon sengon yang Diduga Sebabkan Blackout 3 Provinsi di JawaFoto: Angling Adhitya Purbaya
Jakarta - Plt Direktur Utama PT PLN (Persero) Sripeni Inten Cahayani memberi tanggapan terkait isu pohon sengon yang disebut-sebut sebagai penyebab utama listrik padam massal pada hari Minggu lalu. Dia mengatakan, penyebab padamnya listrik sangat kompleks, bukan cuma karena sebab tunggal.

"Kompleks, sistem Jawa, Bali itu sangat kompleks rekan-rekan perlu pahami, ada 250 pembangkit, 500 gardu induk, 5.000 km sirkuit transmisi 500 kV dan 7.000 km transmisi 150 kV. Kalau persoalan pemadaman kemarin yang meliputi 3 wilayah tadi bukan penyebab tunggal," katanya di DPR Jakarta, Selasa sore (6/8/2019).

"Jadi mohon izin berikan kami waktu untuk melakukan investigasi untuk melakukan assessment menyeluruh," tambahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dia mengatakan, PLN sedang melakukan investigasi untuk mencari penyebab listrik padam. Dia tak bisa memastikan kapan investigasi ini rampung.

"Namanya investigasi mau cepat tergantung hasilnya, cepat dapatnya sedikit. Kita mohon waktu kompleksitas tadi kami sangat komprehensif memastikan penyebabnya dan langkah ke depan. Karena kita tidak bisa berhenti penyebab saja, kita akan bicara improvement ini sistem kelistrikan Jawa Bali gimana. Kami juga akan melibatkan pakar-pakar yang ahli dalam kesisteman tenaga listrik," tutupnya.

Terpisah, Ketua Umum Serikat Pekerja PLN Eko Sumantri mengatakan sebaiknya tidak mengambil keputusan terlalu dini. Menurutnya, yang lebih baik dilakukan saat ini ialah tim investigasi cepat terjun untuk mencari penyebabnya.

"Intinya kita jangan sampai dulu terlalu dini ambil keputusan, namun memang harus segera bertindak tim investigasi gabungan baik dari PLN maupun independen dari masyarakat. Jadi ini transparan, yang terjadi ini lho, kalau kesalahan di sisi teknis, apa yang kita perbaiki," ujarnya kepada detikFinance, Rabu (7/8/2019).

Dia mengatakan, jika penyebabnya kesalahan manusia (human error), maka mesti diberi sanksi. Tapi, jangan sampai semua karyawan menanggung beban tersebut.

"Kalau human error apa sanksinya. Jangan sampai dikorbankan seluruh pegawai orang Aceh, Papua yang tidak tahu apa-apa," ungkapnya.


(hns/hns)

Hide Ads