Kereta LRT Jakarta memang sudah bisa dipakai dengan bebas oleh masyarakat dalam dua bulan terakhir. Bahkan tanpa ditarik biaya sepeserpun. Namun molornya pengoperasian secara komersial tentu juga berpotensi mengganggu operasional LRT Jakarta ke depan.
Proyek yang dibangun PT Jakarta Propertindo (Jakpro) itu kini belum juga mendapatkan izin operasi dari Kementerian Perhubungan. Berbeda dengan LRT Palembang, kereta LRT yang didatangkan dari Korea Selatan ini punya waktu yang lebih panjang untuk bisa mendapatkan restu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nasib LRT Jakarta
Foto: Herdi Alif Al Hikam
|
Kini uji coba publik tersebut sudah menuju bulan ketiga. Namun kepastian peresmian pengoperasian proyek dengan nilai investasi Rp 6,8 triliun ini belum juga jelas.
Direktur Proyek LRT Jakarta Iwan Takwin mengatakan saat ini pihaknya masih dalam proses penyelesaian dokumen izin operasi. Dia bilang masih ada beberapa rekomendasi teknis bersifat minor dari Kementerian Perhubungan yang diselesaikan hingga saat ini.
"Perizinan operasi itu turunannya banyak. Itu harus dilengkapi supaya nggak ada yang salah dan keliru," katanya kepada detikFinance, Senin (12/8/2019).
Iwan mengatakan pihaknya tak punya target waktu untuk mendapatkan izin operasi dari regulator. Namun dia memastikan kapanpun pihaknya diberi izin beroperasi, kereta LRT sudah siap melayani masyarakat.
"Kita standby. Begitu disuruh kapanpun kita siap," katanya.
Pekerjaan Minor
Foto: Pradita Utama
|
"Semua pengujian sudah, tapi setelah pengujian pasti ada comment sedikit, minor. Itu kami tidak mau comment-nya tidak close. Meskipun kecil-kecil. Supaya dengan pemberi izin close, itu yang kita rapikan sekarang," katanya kepada detikFinance saat dihubungi, Senin (12/8/2019).
Salah satu hal minor yang sedang diselesaikan oleh LRT Jakarta adalah penyelesaian depo di Kelapa Gading. Pembangunan depo memang yang paling terakhir rampung lantaran kapasitasnya yang besar sehingga butuh waktu cukup lama.
"Terutama untuk maintenance-nya. Pemeliharaan harus dipastikan semua sudah sesuai standar. Bahkan ada lagi turunannya maintenance harian, bulanan, tahunan. Itu yang kita selesaikan sekarang," kata Iwan.
Belum Ada Pemasukan
Foto: Pradita Utama
|
"Belum ada (pemasukan). Kan belum komersial. So far masih ditanggung sama project karena masih dalam tahap uji coba. Listrik juga masih ditanggung," katanya kepada detikFinance, Senin (12/8/2019).
Wijanarko mengatakan hal ini tak menjadi kendala bagi pengoperasian LRT Jakarta saat ini. Pihaknya saat ini masih fokus menyelesaikan sejumlah pekerjaan minor demi mendapatkan rekomendasi pengoperasian dari Kementerian Perhubungan.
"So far nggak terlalu signifikan. Kecuali nanti berlarut-larut," katanya.
PT LRT Jakarta adalah anak usaha PT Jakarta Propertindo (Jakpro) yang bertugas khusus mengoperasikan LRT Jakarta. Menurut Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 34 Tahun 2019, tarif LRT Jakarta ditetapkan sebesar Rp 5.000.
Dengan tarif tersebut, public service obligation (PSO) untuk LRT Jakarta pada 2019 sekitar Rp 327 miliar. Namun hal ini masih bisa berubah tergantung jumlah penumpang yang akan diangkut LRT Jakarta.
Halaman 2 dari 4