Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Pieter Abdullah Redjalam menjelaskan, perombakan direksi jelang pergantian periode pemerintahan selanjutnya memang bisa memberi dampak negatif.
"Memang etisnya adalah di masa transisi tidak ada perubahan signifikan karena kekhawatiran membebani menteri yang akan melanjutkan," kata dia dalam sebuah diskusi di Jakarta, Selasa (13/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Begitu menterinya masuk, nggak sesuai pemikiran dia akan sulit," sebutnya.
Atas dasar itu, di sisa waktu yang cuma tinggal 2 bulan di periode pertama Jokowi, Piter mempertanyakan apa alasan yang mendesak Kementerian BUMN untuk merombak direksi BUMN.
"Kondisi saat ini bukan waktu yang tepat. Pergantian menteri 2 bulan lagi, apa alasan yang sangat mendesak untuk ganti direksi BUMN saat ini. Jadi jangan merusak tatanan. Tata kelola jangan dirusak," tambahnya.
Dapat diketahui, lima BUMN itu yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI), PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI), dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN).
Bank Mandiri akan menggelar RUPSLB pada 28 Agustus di Menara Mandiri dan BTN pada 28 Agustus di Gedung Menara BTN.
Sehari berikutnya giliran PGN yang menggelar RUPSLB pada 30 September di Four Seasons Hotel, dan BNI pada 30 Agustus di Menara BNI.
Terakhir, ada BRI yang akan menyelenggarakan RUPSLB pada 2 September dengan lokasi yang belum ditentukan.
(toy/ang)