Dari publikasi statistik ULN Indonesia yang diterbitkan Bank Indonesia (BI) disebutkan pertumbuhan ini didorong karena pertumbuhan ULN pemerintah di tengah perlambatan ULN swasta.
Utang luar negeri pemerintah dan bank sentral sebesar US$ 195,5 miliar atau sekitar Rp 2.776,1 triliun tumbuh 9,1% yoy lebih tinggi dari kuartal sebelumnya yang tumbuh 3,6%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pengelolaan ULN pemerintah diprioritaskan untuk membiayai pembangunan, dengan porsi terbesar pada beberapa sektor produktif yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat," ujar keterangan tersebut dikutip Kamis, (15/8/2019).
Beberapa sektor yang menggunakan ULN pemerintah yaitu jasa kesehatan dan kegiatan sosial (18,9% dari total ULN Pemerintah), sektor konstruksi (16,4%), sektor jasa pendidikan (15,9%), sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (15,2%), serta sektor jasa keuangan dan asuransi (14%).
Kemudian untuk utang swasta termasuk BUMN US$ 196,3 atau sekitar Rp 2.787,4 triliun tumbuh 11,4% lebih lambat dibandingkan periode kuartal sebelumnya 13,3%.
Perlambatan ULN swasta terutama disebabkan oleh meningkatnya pembayaran pinjaman oleh korporasi.
"Secara sektoral, ULN swasta didominasi oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara (LGA), serta sektor pertambangan dan penggalian. Pangsa ULN di keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,9%," jelasnya.
(kil/fdl)