Budi mengatakan, bahwa saat sejak bulan Mei Kereta Api Indonesia (KAI) telah menyediakan rute perjalanan ke YIA. Adapun rute tersebut dari Stasiun Maguwoharjo menuju Stasiun Wojo, Kabupaten Kulon Progo. Di mana dari Stasiun Wojo ke YIA nantinya penumpang harus melanjutkan perjalanan via darat untuk sampai ke YIA.
"Jadi skenarionya, sampai akhir (tahun) 2020 pakai shelter (Stasiun) Wojo. Tugu-Wojo, dari Wojo kita naik bus (ke YIA), gitu," ucapnya saat ditemui di Stasiun Kedundang, Kabupaten Kulon Progo, Minggu (25/8/2019) sore.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini adalah Stasiun Kedundang yang sudah tidak dioperasikan. Tapi, nanti pada saat membuat jalur Kereta Api sampai ke YIA, ini (rute Kereta Api di Stasiun Kedundang) adalah persimpangan (jalur Kereta Api dari Yogyakarta langsung ke YIA)," ujarnya.
"Dan akhir tahun 2020 (Kereta Api langsung menuju YIA) sudah mulai beroperasi," imbuh Budi.
Budi melanjutkan, untuk jalur Kereta Api menuju YIA sendiri menerapkan jalur kombinasi dengan mengedepankan sistem elevated.
"Prinsipnya elevated (melayang), ada yang elevated tinggi, ada yang kira-kira 3 sampai 6 meter. Prinsipnya tidak ada yang ditanam, jadi flatslide dalam keadaan ketinggian 3 sampai 6 meter," katanya.
Sembari menunggu pembangunan rute Kereta Api dari Yogyakarta langsung menuju YIA, Budi meminta KAI DAOP 6 untuk merubah sistem operasi Kereta Api yang menuju Stasiun Wojo.
"Saat ini ada 2 Kereta Api dedicated untuk YIA, yang beroperasi dari (Stasiun) Wojo sampai ke (Stasiun) Maguwoharjo, dan untuk Kereta Api yang existing di sini belum dimaksimalkan," ucapnya.
"Jadi yang akan datang saya minta direview (dari Stasiun) Tugu sampai (Stasiun) Maguwo saja yang mondar mandir, sehingga frekuensi (keberangkatan Kereta Api dari Tugu ke Wojo) lebih banyak, ditambah dengan Kereta Api yang existing, Kereta Api exsisting kan ada 178 (Kereta Api)," imbuh Budi.
Menurut Budi, hal itu untuk meningkatkan mobilitas Kereta Api menuju Stasiun Wojo. Terlebih, saat ini KAI DAOP 6 belum memanfaatkan keberadaan Kereta Api existing.
"Karena itu saya minta hari Selasa, maksimal Rabu DAOP 6 lapor pola operasi yang baru, di mana ada tingkat kepastian dengan headway
(waktu antara dua sarana angkutan untuk melewati suatu titik/tempat perhentian bus/stasiun kereta api) yang lebih rapat untuk penumpang-penumpang yang ada di YIA," ujar Budi.
"Katakan (Kereta Api) yang berhenti 150, dan 150 (Kereta Api) katakanlah beroperasi 20 jam, itu kira-kira ada 7 Kereta Api yang beroperasi dalam satu jam. Jadi headwaynya sudah cukup bagus, tapi tetap harus ada antar moda seperti bus untuk ke sana (YIA)," imbuhnya.
Sementara itu, Sekretaris Dirjen Perkeretaapian, Kemenhub, Zulmafendi yang turut hadir di Stasiun Kedundang menyebut pembuatan rute Kereta Api dari Yogyakarta langsung menuju YIA dilaksanakan tahun ini.
"Tahap awal yang ini (persimpangan jalur Kereta Api langsung menuju YIA) sama 500 meter di Bandara (YIA) mulai proses lelang bulan depan, dan Oktober (pengerjaan)," katanya.
(zlf/zlf)