Direktur Keuangan PT Timah Tbk Emil Emindra menjelaskan angka ini naik 3 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 12,3 ribu metrik ton. Emil mengaku optimis tahun ini bisa mencapai target, meskipun ada prediksi permintaan timah dunia melambat.
"Di samping ada ancaman pasti ada peluang, kan Amerika Serikat (AS) kehilangan pasar di sana, kita lihat berapa lama gencet-gencetan itu (perang dagang)," jelas dia di Gedung BEI, Jakarta, Selasa
(27/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Holding BUMN Tambang Ganti Nama Jadi MIND ID |
Dia mengungkapkan, selain produksi, penjualan PT Timah juga berhasil ditingkatkan dari 12,7 metrik ton menjadi 31,6 ribu metrik ton. Penjualan kami memang 98% ekspor dan 2% untuk pasar domestik.
Menurut dia, untuk meningkatkan produksi dan penjualan perseroan juga memperluas basis pelanggan yakni bekerja sama dengan bursa berjangka dan kliring berjangka serta pergudangan Banda Ghara Reksa (BGR)
persero.
"Kami ingin BUMN bersinergi dan mewujudkan peran nyata BUMN hadir untuk negeri," ujar dia.
Kerja sama dengan bursa berjangka diharapkan meningkatkan alternatif pemasaran dan meningkatkan nilai jual atau volume penjualan juga diharapkan akan berdampak positif.
Emil menambahkan, perseroan juga berinvestasi di Nigeria dengan kapasitas awal 5.000 metrik ton. Angka itu disebutkan masih sangat kecil jika dibandingkan dengan produksi di dalam negeri.
(kil/hns)