"Pertamina dan Petronas ingin memperkokoh kolaborasinya termasuk untuk menggarap proyek-proyek yang ada di luar. Jadi, kalau ada kesempatan untuk proyek di luar atau negara lain. Mereka sudah punya kolaborasi untuk mengerjakan bersama. Tentunya saran kita adalah antara Petronas dan Pertamina duduk bertemu untuk bicara mengenai proyek proyek yang dapat dilakukan kedua BUMN," kata Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (26/8/2019).
Retno mengatakan, Pertamina dan Petronas sudah beberapa kali menggelar pertemuan. Mereka memiliki kerja sama senilai ratusan juta dolar AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah. Mereka sudah bertemu beberapa kali. Saya kira hubungan mereka cukup dekat. Data kita menunjukkan bahwa, yang terjadi selama ini antara Pertamina dan Petronas kerja sama jual beli. Nilainya cukup banyak, misalnya semester II tahun ini, nilainya US$ 133 juta. Sementara, jual beli akan dilanjutkan untuk tahun 2020 dengan nilai lebih banyak," ujar Retno.
Selain membahas urusan Pertamina dan Petronas, Jokowi dan Sultan Abdullah membahas komoditas sawit. Komoditas ini mendapat pertentangan dari parlemen Uni Eropa.
"Sekali lagi, kita menekankan kembali pentingnya kedua negara untuk bersatu melawan diskriminasi kelapa sawit. Presiden juga menyampaikan bahwa selain mencari cara tetapi juga perlu cari jalan lain untuk penyerapan dalam negeri kelapa sawit. Kita kan B20, kemudian akan B30 dan lain sebagainya. Ini akan secara konsisten disampaikan ketika bertemu Tun awal bulan, dan pada saat bertemu Agong," papar Retno.
(dkp/ang)