"Kami siap bekerja 24 jam untuk mewujudkan swasembada dengan terus meningkatkan produksi komoditas pertanian," tegas Amran dalam keterangan tertulis, Jumat (30/8/2019).
Amran menegaskan maksud dari 24 jam bukan berarti petani atau pegawai tidak pernah tidur, tapi aparatur siap melayani petani jika dibutuhkan. Saat mengolah lahan setiap petani bisa bergantian satu dengan yang lainnya, tetapi excvator tidak boleh berhenti mengolah. Layanan 24 jam 7 hari lainnya berupa pelayanan dalam pengurusan ekspor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam dialog dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Kecamatan Muara Padang, Kabupaten Banyuasin, Sumsel, Mentan meminta petani untuk mengawal alat mesin (alsin) bantuan 24 jam. Maksud dari 24 jam kerja adalah excavator kerja 3 shift, dengan 8 jam per shift. Selama dikerjakan di lokasi tersebut, excavator hanya kerja 1 shift.
Amran berharap target yang direncanakan untuk membuka lahan seluas 200.000 hektar lahan rawa di Sumsel bisa segera diwujudkan.
"Target pembukaan lahan rawa di Sumsel 200.000 hektar. Jika ini tercapai, maka Sumsel bisa meningkatkan penghasilan sebesar Rp 14 triliun," tegas Amran saat melakukan kunjungan.
Agar dapatkan hasil maksimal, kecepatan kerja harus dimaksimalkan. Mentan mengibaratkan lomba balapan mobil, setiap pembalap pasti mengejar juara pertama. Agar menang, kecepatan tinggi harus dipertahankan dengan kontrol yang baik agar tujuan tercapai.
Amran menjelaskan program-program yang telah dijalankannya selama periode lima tahun seperti pemanfaatan alat mesin pertanian untuk mengolah lahan, menanan benih, panen dan pasca panen, bantuan benih, bantuan pupuk melalui program Upaya Khusus (UPSUS) Padi, Jagung dan Kedelai serta Optimalisasi Alat Mesin Pertanian (OPSIN).
Program lainnya termasuk Sapi Indukan Wajib Bunting (SIWAB), Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (BEKERJA), Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (SERASI). Program ini semua dilakukan untuk mencapai Indonesia Menjadi Lumbung Pangan Dunia di 2045 serta meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia.
"Semua program tersebut saya pantau setiap hari atau 24 jam, bahkan kemarin kami hari Selasa sampai dengan Kamis, kami di lahan rawa dengan Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru, untuk melihat langsung kemajuan pelaksanaan program SERASI di tiga Kabupaten yaitu Banyuasin, Ogan Kemilir Ilir (OKI) dan Musi Banyuasin," jelas Amran.
"Saya tugaskan Dirjen Tanaman Pangan, Dirjen PSP untuk selalu memantau perkembangannya, kalau perlu para Dirjen tersebut tidur di rumah-rumah penduduk agar mereka juga merasakan apa yang dirasakan oleh para petani, " tuturnya.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru turut menyumbang opini dalam acara tersebut.
"Alhamdulillah peningkatan Sumsel luar biasa, produksinya naik 1.6 juta ton sejak Pak Amran di lantik menjadi Menteri, jadi beliau itu memang pekerja keras dan melayani," puji Deru.
Mentan Amran menaikan posisi Sumsel sebagai penyumbang pangan nasional ke peringkat lima dari urutan ke delapan.
"Indonesia masih butuh sosok Mentan Amran, " ujarnya.
(ega/hns)