Luhut Cerita Tolak Keras Kereta LRT Jabodebek Pakai Produk Impor

Luhut Cerita Tolak Keras Kereta LRT Jabodebek Pakai Produk Impor

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 02 Sep 2019 23:32 WIB
Menko Luhut dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Pabrik INKA/Foto: Sugeng Harianto/detikcom
Jakarta - Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan cerita soal upaya keras agar kereta LRT Jabodebek memakai produk PT INKA (Persero). Bahkan, kata Luhut sempat ada keributan saat LRT Jabodebek mau impor kereta.

Luhut pasang badan agar LRT bisa menggunakan kereta dari PT INKA. Menurutnya penggunaan produk INKA pada LRT Jabodebek sebagai wujud menggenjot tingkat komponen dalam negeri (TKDN)

"Keberhasilan PT INKA memasok LRT Jabodebek. Itu kami paksa, kami berkelahi, waktu itu bahkan mau impor, saya bilang tidak. Saya lapor ke Presiden, Pak ini kita bikin dalam negeri," kata Luhut, di Gedung BPPT, Jakarta, Senin (2/9/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dia bercerita kini di Madiun, pabrik INKA terlihat sibuk sekali. Bahkan katanya sudah ada pesanan dari 600 vendor.

"Sekarang kalau bapak pergi ke Madiun pekerjanya sangat sibuk sekali saya bangga melihat anak anak bangsa Indonesia. Ada hampir 600 vendor yang dibuat," kata Luhut.

Bahkan, demi membuat pesanan LRT, INKA membuka pabrik 100 hektare di Banyuwangi. Luhut mengatakan, PT INKA bekerja keras demi memenuhi pesanan LRT.

"Sekarang LRT itu yang membuka 100 hektare (Ha) industri di Banyuwangi. Kenapa karena mereka betul-betul kerja keras untuk menyelesaikan proyek ini," tandas Luhut.

TKDN tinggi

Sementara itu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto memaparkan empat empat industri yang memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) tinggi. Empat industri tersebut adalah industri penunjang migas, ketenagalistrikan, alat pertanian dan alat kesehatan.

Sektor industri alat kesehatan memiliki TKDN terbesar. Alat kesehatan bisa menggunakan hingga 98,52% komponen dalam negeri.

"Yang tertinggi, berada pada sektor industri alat kesehatan capaian TKDN berkisar antara 6,26% sampai dengan 98,52%," kata Airlangga di Gedung BPPT.

Selanjutnya, Airlangga meneruskan kemampuan sektor industri penunjang migas untuk menggunakan TKDN berkisar antara 25,25% sampai dengan 75,09%. Lalu, pada sektor industri ketenagalistrikan memiliki capaian TKDN berkisar mulai dari 7,0% sampai dengan 80,0%.

"Lalu, ada juga capaian TKDN sektor industri alat mesin pertanian berkisar antara 25,0% sampai dengan 62,0%," kata Airlangga.


Penggunaan komponen dalam negeri dapat berkontribusi besar pada sektor industri. Airlangga menyatakan, kontribusi sektor industri cukup besar pada pendapatan nasional.

"Kontribusi sektor industri pada Triwulan II 2019 terhadap PDB nasional adalah sebesar 19,52%, atau tumbuh 3,54% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya," ujar Airlangga.


(hns/hns)

Hide Ads