"Masalah utamanya begini, belakangan ini, katakanlah setahun terakhir, cukup banyak relokasi industri dari China. Itu sedikit sekali yang ke Indonesia. Sebagian besar Vietnam, Kamboja, Thailand. Indonesia dari China jarang sekali," kata Darmin di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Rabu (4/9/2019).
Menurut Darmin permasalahannya bukan ada di perizinan melainkan rekomendasi yang terlalu lama untuk diberikan ke investor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mencontohkan, untuk mendapatkan rekomendasi saja investor harus menunggu hingga tiga bulan. Padahal seharusnya cukup 2-3 hari saja. Untuk itu pemerintah akan memangkas habis-habisan hal-hal yang menghambat investasi.
"Kita kesulitan bukan karena izin, tapi karena rekomendasi 2 bulan baru keluar. Sedangkan ikut dalam global value chain persoalan itu harus selesai 2-3 hari. Poinnya kita memang harus review habis-habisan dan pangkas habis-habisan," tambahnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan kekesalannya lantaran investasi yang masuk ke Indonesia kalah dari negara tetangga. Banyak perusahaan yang pindah dari China larinya bukan ke Indonesia.
Dari 33 perusahaan itu, Jokowi menekankan bahwa 23 memilih pindah ke Vietnam, dan 10 sisanya pindah ke beberapa negara mulai dari Malaysia Thailand, dan Kamboja. Bahkan Jokowi sampai mengulangi data itu untuk memberi penekanan.
"Dari 33 tadi, sekali lagi, 33 perusahaan di Tiongkok yang keluar, kita ulang, 23 ke Vietnam, 10 ke Kamboja, Thailand, dan Malaysia, tidak ada yang ke Indonesia," kata Jokowi di Kantornya, Jakarta Pusat, Rabu (4/9/2019).
(toy/ara)