Basuki mengungkapkan, dana cadangan di Kementerian PUPR tersebar di masing-masing direktorat. Adapun, nilai masing-masing direktorat mencapai ratusan miliar. Lalu, apakah dana tersebut bisa untuk membangun istana di Papua?
"Jadi harus ada rolling plan sehingga suatu saat kunjungan Presiden ke daerah perintah saya harus siap. Jadi pasti ada cadangan-cadangan yang harus bisa unallocated," kata Basuki di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Rabu (11/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada memang dana cadangan, dana darurat itu kan belum allocated, cuma ada uang Rp 300 miliar kalau terjadi bencana. Ini juga yang namanya well program itu bukan berarti 100% saya punya uang 100 semua sudah saya programkan," jelasnya.
"Nanti kalau ada program sepanjang 1 tahun itu kan nggak tahu kalau ada apa-apa begitu diperintah malah oh nggak bisa Pak kita nggak ada uang, nah itu bukan well program namanya," tambahnya.
Basuki mengungkapkan, masing-masing direktorat di Kementerian PUPR memiliki dana cadangan sekitar Rp 200-Rp 300 miliar per tahunnya.
Sebelumnya, Basuki mengungkapkan bahwa lokasi Istana di Papua berada di atas bukit dekat Jembatan Holtekamp, Kota Jayapura, Provinsi Papua.
Basuki mengaku, sudah mendapat perintah pembangunan istana di Papua dari pihak Sekretariat Negara. PUPR, lanjut Basuki baru mau melakukan tahapan survei lokasi lahan seluas 10 hektar yang rencananya dihibahkan oleh warga setempat.
Tidak hanya itu, Basuki juga mengatakan bahwa pihak Pemerintah akan melakukan sayembara terkait dengan desain untuk istana di Papua. Nantinya, istana tersebut akan menjadi kantor Presiden saat melakukan kunjungan ke Bumi Cendrawasih.
(hek/fdl)