Jakarta -
Perias mayat mungkin sebuah profesi yang jarang didengar. Tapi jangan anggap remeh profesi ini. Sama dengan perias manusia hidup, perias jenazah bisa menjadi sumber penghidupan.
Bagi beberapa penganut agama, riasan jenazah dianggap salah satu hal yang penting dalam rangkaian prosesi upacara kedukaan. Apalagi biasanya rangkaian acara kedukaan untuk yang beragama nasrani bisa berhari-hari lamanya.
Keluarga yang ditinggalkan tentu ingin jenazah tampil baik selama prosesi berlangsung. Sebagian juga meyakini mendandani jenazah sama dengan memberikan penghormatan untuk mengantarkan jenazah ketika menemui sang pencipta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gloria Elsa Hutasoit adalah salah satu yang menekuni profesi merias jenazah. Elsa memang sudah dikenal sebagai perias wajah tanpa memungut sedikit pun bayaran. Sejak awal dia menjalani profesi ini pada 2016, dia sudah bernazar bahwa dia akan merias jenazah secara gratis. Meski begitu menurutnya profesi sebagai perias jenazah terbilang cukup menguntungkan.
"Sangat bisa untuk jadi profesi. Ada kok perias jenazah yang sampai bisa punya mobil," tuturnya kepada
detikcom.
Memang biasanya jika orangtua meninggal yang akan merias wajahnya adalah anak perempuan ataupun menantunya. Tapi ternyata banyak juga yang memilih untuk menggunakan jasa perias wajah.
Lagi pula, menurut Elsa, saat ini yang menjalani profesi sebagai perias jenazah kebanyakan adalah orang-orang yang sudah tua. Sagat jarang pemuda yang mau melakoni profesi ini. Padahal jika dilihat tarifnya cukup menjanjikan.
Biasanya saluran perias jenazah untuk mendapatkan job adalah bekerja sama dengan rumah duka ataupun rumah sakit. Ada juga yang independen, mereka membuka jasa sesuai panggilan. Seperti Elsa, tapi dia tidak memungut bayaran.
Nah, bagi yang bekerja sama dengan rumah duka ataupun rumah sakit paling murah dibayar Rp 500 ribu per kepala. Jika rumah duka ataupun rumah sakitnya semakin bonafit bayarannya akan semakin mahal, bahkan bisa sampai Rp 5 juta per kepala.
"Itu kalau pakai yang makeup branded bisa sampai Rp 5 juta. Tapi ada juga yang sampai belasan juta itu pakai brand yang high end," ujarnya.
Bagi mereka yang berharta banyak, biasanya ingin agar keluarga yang meninggal tetap tampil mewah atau kekinian seperti saat dia masih hidup. Nah, keinginan-keinginan makeup atau tampilan seperti itu tentu lebih familiar oleh kaum muda.
Menurut Elsa jika profesional perias jenazah secara independen memang kendalanya tidak setiap hari ada job. Tapi jika bekerja sama dengan rumah duka dan rumah sakit bisa hampir setiap hari.
Beberapa rumah duka yang dihubungi detikcom ada yang bekerjasama dengan perias jenazah, ada juga yang tidak menyediakan perias jenazah.
"Kita tidak ada perias jenazah. Biasanya yang merias itu keluarganya. Atau kadang mereka bawa perias sendiri," kata salah satu petugas rumah duka di Bogor.
Bagi perias jenazah independen bisa mengiklankan diri sendiri melalui internet, seperti media sosial. Jam terbang juga terkadang menentukan panggilan job. Sebab jasa informal seperti perias jenazah ini kadang tersiar dari mulut ke mulut.
Halaman Selanjutnya
Halaman