Selain melihat-lihat produk mobil, Yuyu Sutisna juga melakukan tes drive mobil pick up dan mobil SUV, Esemka Garuda 1.
"Jadi hari ini Angkatan Udara menidaklanjuti program kerja yang sudah kita miliki, yaitu di bidang logistik untuk pengadaan atau memenuhi kebutuhan kendaraan dinas, dalam hal ini kendaraan operasional untuk kebutuhan di skuadron-skuadron di satuan yang bergerak berada di landasan," kata Yuyu Sutisna kepada para wartawan di PT Solo Manufaktur Kreasi, pabrik mobil Esemka di Desa Demangan, Kecamatan Sambi, Boyolali, Selasa (24/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harga Rp 95 Juta/Unit
Foto: Ragil Ajiyanto/detikcom
|
"Nah kita dalam program pemenuhan kendaraan tersebut dan setelah saya mendengarkan program pemerintah tentang mobil yang diproduksi di dalam negeri, staf kami mengadakan kajian dari spesifikasi teknis. Semuanya dikaji dan sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Sehingga sekaligus menyukseskan program pemerintah, tidak ada salahnya kami mengambil kendaraan ini," ujarnya.
Mobil Esemka dipilih, lanjut dia, karena dari hasil kajian memenuhi spesifikasi teknis yang dibutuhkan. Keperluannya untuk di landasan di skuadron, misalnya guna mengangkut suku cadang.
"Saya membeli yang tipe pick up Bima 1.3, 1.300 CC. Itu melalui kajian tadi, (kalau) 1.200 (CC) terlalu kecil, 1.300 (CC) itu yang cukup. Karena di landasan harus mengikuti pergerakan pesawat," jelas Yuyu.
Harganya? "Rp 95 juta per unit," imbuh dia.
Tiga Alasan Pilih Esemka
Foto: Ragil Ajiyanto/detikcom
|
"Setelah saya hitung-hitung, saya pada kali ini membeli 35 mobil, kalau membeli kompetitor yang sudah ternama, kemudian harganya lebih tinggi, saya hanya dapat 25 mobil, sehingga dengan uang yang sama kalau membeli Esemka saya bisa membeli 35 mobil. Ini nilai ekonomis yang bagi saya cukup menarik, sehingga itulah yang kami ambil," kata Yuyu.
Alasan kedua, yakni jaminan dari pemerintah berkait pelayanan purna jualnya, seperti ketersediaan suku cadang dan sebagainya.
"Ketiga, turut menyukseskan program pemerintah. Kalau ada produksi dalam negeri, mengapa harus membeli keluar negeri. Tiga hal itu pertimbangan dari Angkatan Udara," katanya.
Lebih lanjut Yuyu menegaskan, anggaran pembelian mobil ini bukan dari anggaran rutin TNI AU. Melainkan dibiayai oleh Koperasi Angkatan Udara.
Sehingga dalam pembelian mobil Esemka ini, MoU ditandatangani Ketua Umum Induk Koperasi TNI AU, Marsekal Pertama TNI Nailul Humam dengan Direksi bagian marketing PT SMK, Regina.
Sebanyak 35 unit mobil pikap Esemka Bima tersebut akan diambil secepatnya. Selanjutnya akan dicat kuning di di depo-depo pemeliharaan TNI AU. Perubahan warna menjadi kuning itu disesuaikan dengan aturan internasional yang sudah baku terkait kendaraan di landasan.
"Jadi kami akan cat kuning, ada lorek-lorek putih, ada persyaratannya gitu," pungkasnya.
Ada Pesanan dari Bengkulu
Pabrik mobil Esemka/Foto: Ragil Ajiyanto
|
Hal itu disampaikan Komisaris PT Solo Manufaktur Kreasi, pabrik pembuat mobil Esemka, Dery Wiharja.
"Baru saja eksebisi di Bengkulu dan disana sudah ada pesanan juga, dari Provinsi Bengkulu dan beberapa Kabupaten-kabupaten di sekitarnya," kata Dery Wiharja kepada para wartawan usai menerima kunjungan Kepala Staf TNI AU (KSAU), Marsekal TNI Yuyu Sutisna, di pabrik mobil Esemka di Boyolali, Selasa (24/9/2019).
Namun, berapa jumlah pesanan mobil Esemka, pihaknya tidak menyebutkan. Dia beralasan pamerannya saat ini masih berlangsung.
"Kita masih ada tim disana, pamerannya juga belum tutup. Sampai Rabu," kata Dery sembari berlalu masuk ke ruangan.
Halaman 2 dari 4