Menteri Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan selain waktu tempuh, headway alias waktu tunggu kereta datang juga semakin cepat.
"Begitupun dengan headwaynya (waktu tunggu antar kedatangan kereta) juga berkurang, yang tadinya 30 menit sekarang hanya 18 menit. Ini progress yang sangat baik, khususnya bagi masyarakat yang ingin ke bandara maupun sebaliknya," kata Budi Karya dalam keterangannya, Minggu (29/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi berharap dengan kinerja LRT yang membaik ini, okupansi atau tingkat keterisian kereta ringan ini bisa cepat meningkat. Yang awalnya cuma 30-40% bisa menembus 60%.
Baca juga: Utang Waskita Capai Rp 103 T, Bisa Dibayar? |
"Dari awal hanya sekitar 30% okupansinya, lalu sekarang menjadi 40%. Mestinya nanti bisa menjadi 60% bahkan jadi 80%. Karena saya pikir kalau ini okupansinya meningkat, manfaatnya pasti mengurangi kemacetan dan yang kedua mengurangi polusi," ucap Budi.
Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumsel mencatat jumlah penumpang LRT Sumsel menunjukkan peningkatan, paling tertinggi terjadi pada Bulan Juni Tahun 2019, hari itu rata-rata penumpang per harinya mencapai 10 ribu lebih penumpang dan rata-rata tingkat keterisian (load factor) penumpang per hari mencapai 43 persen.
Budi juga mengungkapkan pemerintah berencana menambah armada kereta ringan di Palembang ini. Penambahan akan dilakukan di tahun 2021, targetnya dengan penambahan kereta dapat membuat headway LRT Palembang makin singkat.
"Ini kemajuan yang sangat intensif. Rencananya kami akan tambah train set pada tahun 2021 agar semakin optimal. Jangka panjangnya kita akan maksimalkan headwaynya hanya 3 menit," ujar Budi.
(fdl/fdl)