Bertahan 35 Tahun, Raksasa Ritel Ini Akhirnya Bangkrut

Bertahan 35 Tahun, Raksasa Ritel Ini Akhirnya Bangkrut

Desi Yolanda Tarigan - detikFinance
Senin, 30 Sep 2019 17:06 WIB
Foto: Rahmi Anjani
Jakarta - Perusahaan ritel fesyen asal Amerika Serikat Forever 21 menyatakan telah mengajukan pailit. Mereka mengajukan izin untuk menutup 178 dari 800 toko ritel perusahaan.

Mengutip CNBC, Senin (30/9/2019), Forever 21 sendiri merupakan perusahaan ritel yang bermarkas di Los Angeles (LA) dan telah didirikan sejak 1984. Mereka sudah bertahan di industri ini selama 35 tahun hingga sekarang mengajukan pailit ke Pengadilan Niaga.

Sebelumnya pasangan pendiri Forever 21 yang berdarah Korea itu juga melepas status mereka sebagai miliuner di Amerika Serikat. Pasangan pendiri gerai ritel Forever 21 Jin Sook dan Do Won Chang terdepak dari daftar jajaran miliuner Amerika Serikat tahun ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bisnisnya dikabarkan tengah lesu, akibat persaingan ketat dengan H&M. Padahal pasangan suami istri ini sempat memiliki kekayaan gabungan senilai US$ 5,9 miliar atau Rp 84 triliun pada 2015. Kini, harta keduanya anjlok hanya menjadi US$ 1,6 miliar.

Forever 21 menjadi salah satu gerai yang gugur dalam setahun terakhir, sebelumya gerai ritel yang sulit bertahan adalah Barneys & Mattress yang juga pailit dan menutup gerai.


Gerai-gerai ritel memang sedang hadapi kesulitan dalam beberapa tahun terakhir akibat pesatnya bisnis situs online. Selain itu, mereka juga terdampak naiknya harga sewa toko di tengah penurunan konsumen.

Tingkat utang yang tinggi, juga mahalnya biaya sewa lokasi menjadi hal yang membebani para peritel. Dalam beberapa tahun terakhir, bahkan perusahaan ritel dengan kondisi keuangan yang sehat juga menutup beberapa toko mereka, dan yang tengah terseok-seok umumnya akan berakhir menyatakan kebangkrutan.

"Perusahaan ritel bergantung pada utang untuk mendukung pertumbuhan pendapatan mereka yang secara berkala melambat," ujar partner Firma Konsultan AT Kearney Greg Portell.

Hingga saat ini, sebanyak 8.200 toko milik retailer Amerika Serikat telah ditutup, jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun lalu yang sebesar 5.589 toko.




(fdl/dna)

Hide Ads