Bye-bye Pepsi, KFC Cari Pasangan Baru

Bye-bye Pepsi, KFC Cari Pasangan Baru

Vadhia Lidyana - detikFinance
Jumat, 04 Okt 2019 06:31 WIB
1.

Bye-bye Pepsi, KFC Cari Pasangan Baru

Bye-bye Pepsi, KFC Cari Pasangan Baru
Foto: Dok Reuters
Jakarta - Pepsi bakal pamit dari Indonesia. Berdasarkan pernyataan Juru Bicara PepsiCO yang beredar di awak media, PT Anugerah Indofood Barokah Makmur (AIBM) dan PepsiCo Inc (PepsiCo) sepakat untuk mengakhiri kontrak.

Melalui pernyataan Juru Bicara PepsiCo, keputusan pemutusan kontrak tersebut efektif per 10 Oktober 2019.

"Efektif 10 Oktober, AIBM tidak akan lagi memproduksi, menjual atau mendistribusikan minuman untuk PepsiCo," bunyi keterangan tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selanjutnya, AIBM dan PepsiCo menyatakan telah memberi tahu pelanggan dan karyawan mereka terkait hal ini.

"PepsiCo berharap dapat kembali ke pasar Indonesia dengan merek minumannya yang terkenal termasuk Pepsi, Mirinda, 7UP dan Mtn Dew di masa depan," bunyi keterangan lebih lanjut.

Lalu, bagaimana nasib KFC sebagai restoran cepat saji yang menyediakan produk Pepsi di gerai-gerainya? Simak berita lengkapnya di sini.

Kabar hengkangnya Pepsi dari Indonesia dibenarkan oleh PT Fast Food Indonesia Tbk (KFC) sebagai restoran cepat saji yang menyediakan produk Pepsi di gerai-gerainya.

"Benar, Pepsi akan berhentikan distribusinya di Indonesia mulai pertengahan Oktober atau akhir Oktober ini, dan tentu saja juga berhenti supply ke KFC. Pihak KFC sudah memberi tahu kami," ungkap Direktur PT Fast Food Indonesia Tbk (KFC) Justinus Dalimin kepada detikcom melalui pesan singkat, Kamis (3/10/2019).

Imbasnya, KFC Indonesia akan mengganti menu minuman ringannya dengan kompetitor Pepsi, yakni Coca-Cola.

"Kami sudah persiapkan pengalihan ini sebaik-baiknya dan KFC akan bekerja sama dengan Coke (Coca-Cola) selanjutnya," tegas Justinus.

Oleh sebab itu, menu minuman ringan Pepsi di KFC termasuk Pepsi Blue, Mirinda, dan 7UP juga akan digantikan dengan produk Coca-Cola.

"Nanti KFC akan memakai products Coke dan sekarang sambil mengatur peralihan," terang dia.


Setelah KFC, Pizza Hut Indonesia juga mengalihkan menu minuman ringannya dari Pepsi ke Coca-Cola.

"Secara bertahap pasokan Pepsi akan di gantikan Coca-Cola sampai dengan akhir Oktober," ungkap Direktur PT Sarimelati Kencana Tbk (Pizza Hut) Jeo Sasanto ketika dihubungi detikcom, Kamis (3/10/2019).

Jeo mengungkapkan, pengiriman terakhir produk Pepsi ke gerai-gerai Pizza Hut di Indonesia akan dilaksanakan sesuai dengan berakhirnya kontrak PepsiCo dengan AIBM, yaitu 10 Oktober 2019. Namun, ia tak bisa memastikan jumlah pengiriman terakhir produk Pepsi ke gerai-gerai Pizza Hut di Indonesia. Pasalnya, kebutuhan setiap gerai berbeda.

"Setiap outlet berbeda schedule dan jumlah yang dipesan ya disesuaikan kebutuhan masing-masing outlet," imbuhnya.

Adapun penggantian Pepsi dengan Coca-Cola di gerai-gerai Pizza Hut sudah dilaksanakan pihaknya sejak 4 Oktober 2019.

Jeo menuturkan, kabar berhentinya kerja sama ini sudah dikonfirmasi oleh AIBM dan PepsiCo kepada pihaknya sejak Agustus 2019. Namun, ia memastikan sejauh ini tak ada pelanggan Pizza Hut yang keberatan atas keputusan tersebut.

"Ya (sudah dikonfirmasi AIBM dan PepsiCo). Kita dapat kabarnya sekitar Agustus 2019. Sejauh ini belum ada (pelanggan yang keberatan)," tandas Jeo.

Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Abdul Rochim menegaskan bahwa hengkangnya Pepsi dari Indonesia bukan karena iklim bisnis di Indonesia sedang tak kondusif. Menurutnya, persoalan tersebut murni keputusan pelaku bisnis.

"Pepsi keluar dari Indonesia lebih terkait kerjasama dengan mitra Pepsi berupa pemutusan kontrak bisnis. Jadi dipastikan keluarnya Pepsi Cola bukan karena iklim bisnis di dalam negeri yang tidak kondusif," tegas Abdul kepada detikcom melalui pesan singkat, Kamis (3/10/2019).

Abdul mengungkapkan, pertumbuhan industri nasional saat ini masih positif. Pasalnya, kontribusi Pepsi dalam industri minuman dalam negeri tak sebesar kompetitornya.

"Share Pepsi untuk jenis minuman NARTD (Non Alkoholic Ready to Drink) tidak sebesar kompetitornya untuk produk sejenis. Secara makro Nasional tidak terlalu besar dampaknya. Data yang ada saat ini, secara keseluruhan pertumbuhan industri minuman masih positif," kata Abdul.

Ia membeberkan, sektor industri minuman pada semester I-2019 menunjukkan pertumbuhan PDB sebesar 22,74% di mana berkontribusi sebesar 2,01% terhadap PDB industri pengolahan non migas, dengan nilai investasi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar US$ 68,72 juta. Sedangkan, untuk investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 1,43 triliun.

Kemudian, realisasi investasi di sektor industri minuman pada semester I-2019 mencapai Rp 1.429,74 miliar untuk PMDN dan US$ 68,72 juta untuk PMA.

Hide Ads