Merespons kenyataan tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati buka suara memberikan pernyataan keras. Menurutnya mereka yang melakukan korupsi merupakan wujud pengkhianatan. Tak ketinggalan, Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan ikut buka suara. Menurutnya bos-bos BUMN yang tersandung kasus korupsi sakit jiwa.
Sementara itu, Menteri BUMN Rini Soemarno menegaskan korupsi para bos BUMN lebih karena perilaku masing-masing individu, tidak ada hubungannya dengan kebijakan institusi. Mau tahu informasi selengkapnya? Baca di sini
Sakit Jiwa Dia!
Foto: Lamhot Aritonang
|
Luhut heran kenapa masih juga ada yang mau korupsi. Dia menyebut tersangka korupsi mungkin sakit jiwa.
"Tanya aja dia (Bos BUMN yang tertangkap korupsi). Sakit jiwa kali dia," kata Luhut di kantornya, Jumat (4/10/2019).
Kementerian BUMN sendiri sudah bekerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi untuk mencegah kasus korupsi terjadi. Luhut mengapresiasi kerja sama tersebut.
"Bagus lah (sudah kerja sama).Tanya aja dia (Menteri BUMN), kok tanya aku. Aku kan bukan Menteri BUMN itu," ucap Luhut.
Pengkhianatan
Foto: Dok. Kementerian Keuangan
|
"Ini kan merupakan suatu reputasi yang berat. Buat mereka yang jujur, mereka yang komit, itu merupakan sesuatu pengkhianatan," kata dia di Kompleks Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Jumat (4/10/2019).
Menurutnya, bukan tidak mungkin reputasi mereka yang sudah bekerja secara jujur akan ikut hancur terseret bos-bos BUMN yang terjerat korupsi.
"Jadi mereka merasa bahwa apa yang telah mereka lakukan dengan baik mudah sekali hancur reputasinya hanya karena adanya kejadian di antara BUMN, sehingga semua orang menganggap semuanya buruk," jelas dia.
"Itu adalah sesuatu yang saya sebut memang selama ini di Kementerian Keuangan pun kalau kejadian seperti itu saya anggap itu adalah suatu pengkhianatan," sambungnya.
Padahal tak sedikit mereka yang ada di BUMN sudah bekerja secara profesional dan baik. Adanya pihak-pihak yang mencoreng nama baik BUMN tentu akan membuat mereka kecewa.
"Dan mayoritas yang mereka ini pasti sangat kecewa dan tersakiti dengan adanya kejadian-kejadian seperti itu," tambahnya.
Perilaku Individu, Tak Terkait Institusi
Foto: Ardian Fanani/detikcom
|
Berikut pernyataan lengkap Rini seputar bos-bos BUMN terbeli kasus korupsi disampaikan usah rapat di Istana Presiden, Kamis (3/10/2019).
Rini keluar Istana Kepresidenan melalui jalur belakang komplek. Awalnya Rini tidak ingin memberikan pernyataan.
"Apa? No comment," sahut Rini ketika dihampiri oleh awak media.
Namun, orang nomor satu di BUMN ini pun mau memberikan pernyataan mengenai banyaknya bos perusahaan pelat merah yang terciduk KPK. Berikut petikannya:
Banyak BUMN yang ketangkap KPK, bagaimana Bu?
Lho, jangan gitu, Anda ngomongnya jangan BUMN, kita bicara itu perorangan, kita selalu menjunjung tinggi proses hukum. Tapi harap dilihat adalah itu urusan perorangan, dari awal kita si BUMN, saya mengeluarkan Keputusan Menteri bagaimana kita harus bekerja dengan transparan dengan benar, itu semua kita lakukan.
Pengawasannya terhadap petinggi BUMN bagaimana?
terus, kita selalu melakukan pengawasan tapi memang kita juga kerja sama dengan KPK, kita bekerja sama dengan KPK sejak awal membuat program-program supaya BUMN ini juga jelas rambu-rambunya.
Tindakan tegas apa Bu?
Lho kan langsung, langsung diberhentikan.
Evaluasinya bagaimana, agar tidak terulang?
Gini lho, masalahnya kita bicara itu adalah perorangan, anda bisa tahu nggak hati orang? kita menganalisa seoptimal mungkin, kita melihat kemampuannya, kita melihat jejaknya yang kita anggap bagus. Tapi kita tidak tahu hati seseorang, kita tidak tahu godaan apa yang membuat mereka akhirnya lupa, itu kan yang harus kita terus ingatkan, dalam pertemuan kita, ada programnya, ada sistemnya, ada internal auditnya, dewan komisarisnya juga mempunyai fungsinya, jejaknnya itu ada dewan komisaris, direksi, itu semua ada internal auditnya, kita bekerja sama dengan KPK juga.
Halaman 2 dari 4